Dua Perbedaan Dalil Adanya Allah SWT yang Harus Diketahui

- 11 Agustus 2020, 20:15 WIB
 Ilustrasi alam semesta.
Ilustrasi alam semesta. /NASA / Hubble Heritage Team

MANTRA SUKABUMI - Pertama dalil dengan melihat dari wujudnya Allah menunjukkan adanya alam. Allah itu memang ada, maka terjadilah alam semesta.

Yang ada itu adalah Allah, karena Allah jua yang menciptakan alam. Hal ini menegaskan bahwa wujud yang sebenarnya adalah milik Allah. Itulah wujud asalnya.

Kedua dalil yang menyebut adanya alam ini menunjukkan adanya Allah. Dikutip oleh mantrasukabumi.com dari Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah dalam kitab Al Hikam.

Baca Juga: Lirik Lagu Lengkap Ray Mbyang 'di Sepertiga Malam', Bikin Haru Cerita Cinta Menua bersama

Lalu timbul pertanyaan, Kapan Allah itu ghaib (tidak ada), lalu mencari dalil untuk mengenal Nya? Sejak kapan Allah itu jauh sehingga memerlukan jalan untuk menemui Nya?

Manusia awalnya tidak mengetahui apa-apa, kemudian Allah sempurnakan mereka sehingga mereka menjadi insan yang berpengetahuan. Seperti dijelaskan dalam Al Qur’an “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78).

Kelengkapan yang Allah berikan agar manusia mengenal Allah secara sempurna, pengetahuan yang meliputi lahir dan batin, fikiran dan ikhtiar.

Baca Juga: Dahsyatnya Keteguhan Iman Sa’ad bin Abi Waqash Meski Ibu Sebagai Taruhannya

Al Qur’an mengisyaratkan agar manusia mampu memikirkan kekuasaan Allah, lalu mendekatkan diri kepadaNya, mentaati hukum yang diciptakanNya, agar mereka termasuk orang yang bersyukur.

Hamba yang mengenal Allah tanpa melihat ciptaan Allah, tanpa perantara selain Allah sendiri, mata hatinya telah mampu menyingkap tabir penghalang dengan Allah, tentu atas izin Allah jua adanya.

Akan tetapi tidak berarti ciptaan Allah ini tidak dapat dipergunakan untuk mengenal Allah, justru dengan mengenal ciptaanNya manusia akan lebih akrab denganNya.

Baca Juga: Telkomsel Kebakaran Jaringan Terganggu, Netizen: Pekanbaru Terbakar Kenapa Sampai Aceh Dampaknya

Adapun, hamba yang menggunakan wujud ciptaanNya sebagai jalan untuk mengenal Allah dengan ukuran logika, disebut orang yang sedang menuju kepada Allah.

Perjalanan menuju Allah ialah dengan mengenal Allah yang paling sesuai dengan sunnah Rasulullah, yaitu dengan mempelajari ilmu Tauhid. Yakni sifat-sifat Allah yang 99 beserta pembagiannya.

Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah menegaskan dalam kitab tersebut, bahwa hamba yang telah mengenal Allah tanpa alam semesta adalah orang yang mendapatkan sinar cahaya Allah.

Baca Juga: Asal Muasal Kejadian, Cahaya yang Menjadi Permulaan Ciptaan Allah SWT

Sedangkan hamba yang menuju Allah untuk mengenal Nya adalah orang yang sedang mencari sinar cahayaNya.


Orang yang telah sampai kepada Allah, terpancar darinya cahaya yang mampu melihat Allah dengan mata hati. Hamba yang telah mencapai tingkat ini telah sampai kepada haqqul yaqin. Wallahu’alam.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Al Hikam Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x