Isi Kandungan Surat Al-Ankabut Ayat 2 Tentang Ujian Kepada Orang Beriman, Lengkap Arab, Latin dan Artinya

- 21 Mei 2023, 20:01 WIB
Isi Kandungan Surat Al-Ankabut Ayat 2 Tentang Ujian Kepada Orang Beriman, Lengkap Arab, Latin dan Artinya
Isi Kandungan Surat Al-Ankabut Ayat 2 Tentang Ujian Kepada Orang Beriman, Lengkap Arab, Latin dan Artinya /Portal Bandung Timur/hp siswanti/

- Seorang Mukmin mengklaim iman bagi dirinya, untuk tetap dalam kondisi selamat dari cobaan dan ujian, tidak menghadapi hal-hal yang mengganggu iman mereka atau cabang-cabangnya.

- Sebab, kalau perkaranya seperti itu, tentu tidak dapat dibedakan mana orang yang jujur (sejati) dari orang yang dusta, antara orang yang berpegang kepada kebenaran dari orang yang berpegang kepada kebatilan.

 

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Luqman Ayat 14 Tentang Perintah Bakti Kepada Ibu Lengkap Arab, Latin dan Artinya

- Akan tetapi, sunnah dan kebiasaannya terhadap umat-umat yang telah lalu dan terhadap umat ini adalah Dia akan menguji mereka dengan kesenangan dan kesengsaraan hidup, kesulitan dan kemudahan, hal-hal yang membuat semangat dan yang membuat benci, kekayaan dan kefakiran, dengan penguasaan musuh-musuh terhadap mereka pada saat-saat tertentu, dengan memerangi musuh dengan perkataan dan perbuatan serta dengan berbagai cobaan lainnya, yang semuanya kembali kepada cobaan syubhat yang melawan akidah, fitnah syahwat yang melawan kamauan.

- Maka siapa saja ketika munculnya berbagai syubhat itu imannya tetap kokoh, tidak goyah dan dia menolaknya dengan kebenaran yang dimilikinya, dan di saat munculnya syahwat (rongrongan hawa nafsu) yang menyeret dan merangsang kepada maksiat dan dosa, atau yang memalingkan dari apa-apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya,

- dia berbuat sesuai dengan tuntutan iman dan ia bermujahadah (berupaya keras) melawan rongrongan nafsunya, maka hal itu membuktikan ketulusan dan kebenaran imannya.

- (Sebaliknya), siapa saja di saat munculnya berbagai syubhat, lalu syubhat itu menimbulkan keraguan dan kebimbangan di dalam hatinya, dan di saat munculnya rongrongan hawa nafsu, lalu nafsu itu menyeretnya kepada maksiat atau menghalanginya dari kewajiban-kewajiban agama, maka hal itu membuktikan bahwa imannya tidak benar dan tidak tulus.

- Manusia dalam posisi ini berbeda-beda derajatnya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Ada yang rendah dan ada yang tinggi. Maka kami memohon kepada Allah, semoga Dia meneguhkan kami dengan al-Qaul ats- Tsabit (tauhid) di dunia dan akhirat, dan menguhkan hati kami pada agamaNya.

Halaman:

Editor: Ajeng R H


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x