Terbaik, Anjuran Amalan Rasulullah Perbanyak Puasa di Bulan Muharram

- 23 Agustus 2020, 05:50 WIB
 Anjuran Rasulullah Perbanyak Puasa di Bulan Muharram
Anjuran Rasulullah Perbanyak Puasa di Bulan Muharram /pixabay

MANTRA SUKABUMI – Tahun baru Islam diperingati pada 1 Muharram, ada banyak keutamaan yang ada pada bulan Muharram.

Diantaranya anjuran Rasulullah untuk memperbanyak berpuasa pada bulan muharram.

Dilansir mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, dalam beberapa riwayat hadits, Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk melaksanakan puasa sunnah pada bulan muharram.

Baca Juga: Wajib Tau, Berikut 3 Tujuan Hidup Manusia di Dunia Sebenarnya

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أفضل الصيام بعد رمضان ، شهر الله المحرم

"Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim 1163)

Akan tetapi, bagaimana jika seseorang berpuasa di bulan Muharram dengan mengkhususkan di tanggal 1 saja karena merupakan awal tahun Hijriah?

Baca Juga: Mukjizat Air Zam Zam yang Wajib Diketahui

Atau karena ada keyakinan tertentu yang tidak disyari'atkan terkait tanggal 1 Muharram sehingga mengkhususkan untuk berpuasa di hari itu?

Jawabannya adalah dengan mengkaji prinsip 'setiap amalan tergantung pada niatnya'.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

Baca Juga: Wajib Tau, Dibalik Fakta Ilmiah Air Zam Zam Tidak Pernah Habis

Imam Nawawi –rahimahullah– menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55)

Di antara sahabat yang gemar melakukan puasa pada bulan-bulan haram (termasuk bulan haram adalah Muharram) yaitu ‘Umar, Aisyah dan Abu Tholhah. Bahkan Ibnu ‘Umar dan Al Hasan Al Bashri gemar melakukan puasa pada setiap bulan haram (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 71). Bulan haram adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Jika tidak mampu, berpuasalah sesuai kemampuannya. Namun yang lebih tepat adalah tidak berpuasa Muharram sebulan penuh. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya’ban.” (HR. Muslim no. 1156)

Baca Juga: Ternyata Inilah Penggali Sumur Air Zam-Zam yang Airnya Tidak Pernah Habis, Berikut Kisahnya

Dari sekian hari di bulan Muharram, yang utama adalah puasa hari ‘Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).

Namun dalam rangka menyelisihi Yahudi, muslim diperintahkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a).

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan, “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134)

Baca Juga: Naudzubillah, Inilah 6 Ciri Wanita yang Akan Menjadi Ahli Neraka

Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)

Ibnu Rajab mengatakan, ”Di antara ulama yang menganjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sekaligus adalah Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan Ishaq. Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jika seseorang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 99) .**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah