Bukan Bulan Pembawa Sial, Inilah 6 Tradisi Zaman Nabi yang Menjadi Bukti Bulan Safar Bulan Kebaikan

- 14 Oktober 2020, 06:20 WIB
ilustrasi: Bulan Safar dan peristiwa yang terjadi di bulan tersebut
ilustrasi: Bulan Safar dan peristiwa yang terjadi di bulan tersebut /pixabay/mohamed_hassan/

MANTRA SUKABUMI - Bulan Safar merupakan bulan yang selalu saja diidentikkan dengan bulan pembawa sial dan bulan yang membawa banyak penyakit.

Padahal, kepercayaan tersebut tidaklah benar, jika kita mempercayai kepercayaan tersebut. Maka, sama saja dengan kita mempercayai mitos dan tahayul atau disebut juga khurafat.

Kepercayaan inipun ditolak oleh para ulama, sebab Allah SWT memberikan kebaikan setiap bulan yang ia ciptakanya.

Baca Juga: Ingin Terhindar dari Bencana dan Bahaya, Berikut Bacaan Doa Tolak Bala Arab Latin dan Artinya

Baca Juga: Berikut 4 Amalan dan Doa Rebo Wekasan, Mulai Shalat Hingga Sedekah Hingga Minum Air Jimat

Seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Buku KH. Abdul Kholik Mustaqim, Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang, para ulama yang menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan, beliau berpendapat:

Pertama, tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Shafar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus, dan hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.

Kedua, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara’. Ada anjuran dari sebagian ulama tasawwuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i.

Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya sebatas sholat hajat lidaf’il bala’ al-makhuf (untuk menolak balak yang dihawatirkan) atau nafilah mutlaqoh (shalat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’, karena hikmahnya adalah agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Terlepas dari itu, ternyata kepercayaan ini juga dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut:

Baca Juga: Begini Bacaan Doa Bagi Orang Tua yang Masih Hidup Maupun Sudah Meninggal Lengkap Arab dan Artinya

1. Ada yang meyakini bahwa nama bulan safar diambil dari nama penyakit, penyakit ini digambarkan berupa sakit perut yang sangat melilit karena terdapat ular besar yang sangat berbahaya.

2. Orang Arab jaman dulu meninggalkan rumah hingga kosong dibulan safar, hal ini dipandang sebagai sesuatu yang negatif dan harus diwaspadai oleh masyarakat jahiliyah.

3. Adanya larangan-larangan tertentu di bulan safar, seperti larangan menikah dan berkhitan, membuka usaha, hingga larangan melakukan perjalanan jauh.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada keyakinan sial karena sebab tertentu, tidak ada keyakinan tentang burung hantu, dan tidak ada kesialan bulan safar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dibulan safar Rasulullah SAW melakukan tradisi-tradisi yang baik yang menjadi bukti bulan ini merupakan bulan yang baik, berikut tradisi-tradisi tersebut:

1. Pernikahan Rasulullah dengan Khadijah,

2. Rasulullah menikahkan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib pada bulan ini,

Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam Terbaru di Pengadaian Hari Ini, Rabu 14 Oktober 2020 - Antam, Retro, Batik

3. Hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah juga terjadi di bulan Safar,

4. Perang pertama dalam Islam, yaitu perang Abwa,

5. Penaklukan Khaibar pada tahun ke-7 Hijriah terjadi di bulan Safar, dan

6. Rasulullah mengutus Usamah bin Zaid kepada pimpinan prajurit Rum tahun 11 Hijriah, itu terjadi beberapa hari pra-wafatnya Rasulullah.

Dengan begitu, kepercayaan tentang bulan safar mengenai bulan pembawa sial tidaklah benar.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x