Meski Ekonomi Sedang Resesi Tapi Hidup Tetap Bahagia Bersama Keluarga, Ini Rahasianya

16 Januari 2021, 11:03 WIB
Ilustrasi Keluarga bahagia Arya Saloka /Instagram @arya.saloka

 

MANTRA SUKABUMI – Meski situasi ekonomi dunia sedang resesi tapi kehidupan harus terus berjalan. Malah siapapun berhak hidup bahagia bersama keluarga dan lingkungannya. Imam Ghazali sejak jauh-jauh hari sudah memberikan nasihatnya.

Bekerja apa pun yang penting halal. Yang penting tidak menganggur dan hidup tidak dihiasi oleh kegelisahan. Inilah jiwa orang beriman yang ingin maju.

Jika hari ini menganggur, maka dengan hati yang tenang galilah ide atau gagasan-gagasan, apakah kiranya yang bisa dikerjakan dan menghasilkan keuntungan.

Baca Juga: 5 Langkah Mudah Hadirkan ShopeePay di Gerai Usaha

Baca Juga: Michelle Hancurkan Pernikahan Andin dengan Cara Ini, Kelanjutan Sinetron Ikatan Cinta Malam Ini

Di masa resesi ekonomi seperti ini, wiraswasta adalah sebuah mata pencaharian yang lebih menjanjikan dibandingkan sebagai karyawan. Kita bisa mengembangkan potensi dan kekayaan yang lebih banyak lagi jika berwiraswasta.

Salah satu faktor yang terpenting dalam bekerja adalah memilih pekerjaan yang halal. Sekecil apa pun hasil dari pekerjaan itu akan dijadikan untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.

Carilah rejeki yang halal. Hindari rejeki yang haram. Karena barang siapa yang memakan harta haram. Maka cepat atau lambat akan mendapatkan bencana. Bencana yang bersifat lambat adalah siksaan di neraka. Sedangkan bencana yang bersifap cepat, biasanya diterima di dunia.

Pada umumnya manusia mendambakan hidup kaya, bahagia, tenang, sejahtera dan aman. Harta yang didapat dari cara halal dapat membuat hidupnya kaya, sehat dan tenang. Namun harta yang didapat dari cara haram (tidak benar) menciptakan hidup menjadi tertekan, merasa bersalah, tidak tenang, terkena penderitaan badan (sakit) dan sebagainya.

Baca Juga: Waspada, Handphone Anda Miliki Bahaya yang Mengancam, Salah Satunya Merusak Ginjal

Oleh karena itu mengapa banyak orang kaya tetapi sebenarnya dia miskin. Orang lain melihat, dia sukses dan hartanya banyak. Namun sesungguhnya kehidupannya berada dalam neraka. Penderitaan jiwa dan raga selalu menghiasinya.

Harta yang banyak tetapi tidak membuat kehidupannya tenang dan bahagia. Orang lain memang melihatnya dia kaya dan tampaknya bahagia. Namun sesungguhnya mereka menderita.

Hal tersebut karena rejeki yang dikumpulkan itu didapat dari cara haram.

Allah telah membimbing dan mengajarkan kepada orang beriman bagaimana cara meraih surga, di dunia maupun di akhirat. Harta bisa menjadi neraka dan bisa pula menjadi surga. Karena itu jika manusia mencari harta dengan cara yang halal, Insya Allah selamat dunia dan akhirat.

Baca Juga: Gawat, Dampak Negatif HP Dapat Sebabkan Kerusakan Ginjal dan Gangguan Janin pada Ibu Hamil

Sebagaimana QS al-Baqarah ayat 267, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.

Ayat ini ditunjukan kepada orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang yakin bahwa Allah Pemilik rejeki dan Allah Maha Kaya. Melalui ayat ini Allah ingin mengatakan kepada orang-orang beriman hendaknya mengais harga dengan cara yang halal. Yaitu dari hasil usaha yang baik-baik.

Bukankah rejeki hasil dari bekerja itu untuk dinafkahkan. Karena itu sebagai orang beriman, di samping rejeki itu untuk diri sensiri juga untuk zakat, sedekah, dan menyantuni orang lain. Allah memerintahkan agar apa yang dinafkahkan itu berupa rejeki dari pekerjaan yang baik-baik. Maka carilah rejeki dengan cara yang baik-baik dan digunakan untuk sesuatu yang baik pula.

Jangan berkata, “Di jaman ini mencari rejeki yang haram saja sulit apalagi yang halal!” Kalimat ini hanya layak dimiliki oleh pemalas dan mereka yang suka menjadi beban orang lain. Tidak pantas orang beriman –apalagi ingin kaya- menggunakan kata-kata itu sebagai pedoman.

Baca Juga: Mengejutkan, Al Khilaf hingga Lakukan Hal Ini pada Andin, Sinopsis Ikatan Cinta 16 Januari 2021

Orang beriman haruslah mempunyai semangat hidup, semangat kerja, selektif dalam memilih usaha, dan percaya di muka bumi ini masih terbuka lebar untuk mengais rejeki yang halal.

Orang beriman seharusnya percaya bahwa Allah SWT menyediakan rejeki yang halal baginya. Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi. Asalkan mau bekerja secara halal, rejeki barokah akan mengalir. Malaikat rejeki akan senantiasa mendampingi.

Carilah pekerjaan yang halal. Jangan merasa sulit dengan hal itu karena Allah pasti akan membuka jalan dan memudahkannya. Jangan kemudian karena hanya ingin mudah menjadi kaya, tapi tak selektif dalam bekerja. Misalnya bekerja di rumah-rumah maksiat, menjual minuman keras, menjadi pelayan judi, menjual obat terlarang dan sebagainya. ***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Buku Bersahabat dengan Malaikat Rahmat

Tags

Terkini

Terpopuler