Kumpulan Puisi Hari Buruh 2023 Penuh Inspirasi dari Wiji Thukul Peringati May Day

28 April 2023, 12:47 WIB
Kumpulan Puisi Wiji Thukul tentang Hari Buruh /Pexels/Pixabay

MANTRA SUKABUMI – Berikut ini kumpulan puisi Hari Buruh 2023 dari seorang penulis puisi perjuangan yaitu Wiji Thukul.

Puisi khas Wiji Thukul adalah bahwa ia bukan menulis puisi tentang protes, melainkan sosoknya menjadi simbol akan protes itu sendiri.

Oleh karena itu, puisinya gampang melebur dalam setiap momen pergolakan dan berbagai aksi protes.

Baca Juga: 40 Ucapan Selamat Hari Buruh 2023, Cocok Dibagikan di WhatsApp untuk Teman Kerja saat Peringatan May Day

Peringati Hari Buruh, Wiji Thukul juga merupakan aktivis kaum buruh menulis sejumlah puisi tentang nasib buruh.

Hari Buruh merupakan hari peringatan sedunia yang diperingati tanggal 1 Mei setiap tahun.

Setiap tanggal 1 Mei, biasanya kaum pekerja dan kaum buruh memperingati Hari Buruh dengan turun ke jalan untuk menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak pekerja.

Puisi-puisi yang karya oleh Wiji Thukul tersebut ditulis untuk menggambarkan nasib kaum buruh dan pekerja di Indonesia, sekaligus bentuk kritik terhadap pemerintah Orde Baru yang kala itu berkuasa.

Dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, berikut ini 5 puisi Wiji Thukul tentang perjuangan dan nasib kaum buruh, cocok dijadikan ucapan Selamat Hari Buruh 1 Mei 2023.

Baca Juga: Sejarah Singkat Hari Buruh Internasional Peringatan 1 Mei, Peristiwa Haymarket

1. Satu Mimpi, Satu Barisan

di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah

di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariyah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang

di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak

di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam

di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang lantung cari kerjaan
bini hamil tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi

dimana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung – solo – jakarta – tangerang
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan

satu mimpi
satu barisan

Bandung, 21 Mei ‘92

Baca Juga: Prediksi Skor dan Statistik Napoli vs Salernitana Liga Italia 2023, Live 29 April 2023

2. Tentang Sebuah Gerakan

tadinya aku pengin bilang
aku butuh rumah
tapi lantas kuganti
dengan kalimat:
setiap orang butuh tanah
ingat: setiap orang!

aku berpikir tentang
sebuah gerakan
tapi mana mungkin
aku nuntut sendirian?

aku bukan orang suci
yang bisa hidup dari sekepal nasi
dan air sekendi
aku butuh celana dan baju
untuk menutup kemaluanku

aku berpikir tentang gerakan
tapi mana mungkin
kalau diam?

1989

3. Suti

Suti tidak pergi kerja
pucat ia duduk dekat ambennya
Suti di rumah saja
tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
Suti tidak ke rumah sakit
batuknya memburu
dahaknya berdarah
tak ada biaya

Suti kusut-masai
di benaknya menggelegar suara mesin
kuyu matanya membayangkan
buruh-buruh yang berangkat pagi
pulang petang
hidup pas-pasan
gaji kurang
dicekik kebutuhan

Baca Juga: Prediksi Skor Melbourne City vs Western Sydney, Lineup dan H2H, Live A-League 28 April 2023

Suti meraba wajahnya sendiri
tubuhnya makin susut saja
makin kurus menonjol tulang pipinya
loyo tenaganya
bertahun-tahun dihisap kerja

Suti batuk-batuk lagi
ia ingat kawannya
Sri yang mati
karena rusak paru-parunya

Suti meludah
dan lagi-lagi darah

Suti memejamkan mata
suara mesin kembali menggemuruh
bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
tahu mereka dibayar murah

Suti meludah
dan lagi-lagi darah

Suti merenungi resep dokter
tak ada uang
tak ada obat

Solo, 27 Februari ‘88

4. Dengan Apa Kutebus Anakku?

anak kami lahir
kemarin malam
di rumah sakit
di bangsal murah ya di bangsal murah
berjubel
bersama bayi-bayi lain
di bangsal murah ya di bangsal murah

pagi ini
mestinya aku di sana
membantu biniku cuci-cuci popok
atau memapahnya ke kamar mandi
tapi mana bisa
sebab aku harus berangkat kerja

tak kerja tak terima upah tak punya
uang
dengan apa kutebus bayiku?

hari ini mestinya aku di sana
membopong bayiku yang dikembani
jarik
agar biniku bisa enak beristirahat
tapi mana bisa
sebab jam delapan tepat
aku harus sudah tiba di tempat
kerja kerja ya kerja

tak kerja tak terima upah tak punya
uang
dengan apa kutebus bayiku?

sekarang aku mestinya di sana
mencium pipi bayiku yang merah
memeluk biniku yang masih lelah
tapi aku tak bisa
sebab aku harus lembur
aku lelah aku lelah

anak kami lahir
kemarin malam
di rumah sakit
di bangsal murah ya di bangsal murah
berjubel
bersama bayi-bayi lain
di bangsal murah ya di bangsal murah

karena kami buruh
bayi kami berjubel di bangsal murah
tidak seperti bayi di ruang sebelah
ruangannya lain baunya lain
hawanya lain cahayanya lain
kamarnya lapang suasananya tenang
karena kami buruh
bayi kami berjubel di bangsal murah
jejer jejer seperti para korban perang

kata perawat yang kemarin malam
tugas jaga
tarif kamar bayi kami itu murah
tapi tetap masih mencekik juga
sebab untuk nebus bayi kami
kami harus mengganti
dengan kerja
8 jam x 40 hari
8 jam
setiap hari
8 jam dari umur kami setiap hari
dicuri

puluhan tahun kami bekerja
setiap hari
kalian merampas sarinya
sari-sari peluh kami
kalian terus peras kami
kalian terus peras
sari-sari bebuahan
vitamin
susu
dan gizi-gizi
yang dibutuhkan tulang-tulang
otot dan jantung bayi
buah hati kami

Kampung Kalangan, 26 Mei ‘94

Baca Juga: LIVE STREAMING Tottenham Hotspur vs Manchester United Dini Hari ini Jumat 28 April 2023

5. Habis Upahan

barusan
lenyap
upah kerja sebulan
sekejap
lenyap

sekejap saja mampir di kantong
dipotong spsi
sewa rumah bon di warung
odolshampo dan ini itu
kantong kembali kosong

di lantai lembab bertopang dagu
di paku-paku bergelantungan
anduk basah dan cucian
dalam tempurung kepala
jelas terbayang
hasil kerja memenuhi bak mobil
mobil angkutan
dibawa kapal menyeberangi lautan
memasuki toko toko sudut sudut
benua

dan tiap akhir bulan
kami yang mengupas kapas
jadi wujud kain
kain kain serupa pelangi
tiap akhir bulan
di bawah lampu penerang
rumah kontrakan
yang remang-remang
mengotak-atik
kertas slip
seperti anak SD
mencari jawaban
soal matematika

Solo, 4 Agustus 1993

Nah, itu dia 5 puisi Wiji Thukul tentang nasib dan perjuangan kaum pekerja dan buruh. Semoga nasib buruh dan pekerja di Indonesia semakin sejahtera. Selamat Hari Buruh 2023.***

 

Editor: Ajeng R H

Tags

Terkini

Terpopuler