Victim Blaming, Sebuah Kekerasan yang Harus Dihindari, Simak 4 Cara Hindari Victim Blaming

6 November 2020, 13:55 WIB
Ilustrasi aksi perundungan (bullying) dan victim blaming /- Foto: Alexas_Fotos

MANTRA SUKABUMI – Victim Blaming merupakan sebuah tindakan kekerasan yang harus dihindari, tidak hanya menyakiti secara fisik akan tetapi dapat menyakiti secara mental.

Secara psikologis, victim blaming bisa terjadi karena ada rasa abai terhadap kondisi orang lain.

Ditambah lagi dengan perasaan superior yang membuat seseorang cenderung merasa kurang empati dengan apa yang dialami orang lain.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Rayakan Awal Bulan November dengan Merchant Baru ShopeePay

Secara spesifik, psikolog meyakini tendensi victim blaming secara paradoks, dari kebutuhan mendasar.

Menyakinkan bahwa dunia ini adalah tempat yang baik, untuk membuatnya terwujud perlu ada alasan yang masuk akal, terhadap semua yang terjadi di sekitar.

Sebagaimana dilansir mantrasukabumi.com dari laman sehatq.com pada Jum’at, 6 November 2020. Berikut cara menghindari munculnya sikap victim Blaming. Yaitu:

1. Bangun rasa empati

Segera bangun rasa empati ketika mendengarkan berita kriminal atau berita buruk apapun.

Posisikan diri sebagai korban sehingga bisa ikut merasakan dan terhindar dari jebakan pikiran untuk victim blaming.

Baca Juga: Belum Kunjung Dapat Jodoh, Berikut 6 Cara Berdoa Minta Jodoh agar Allah SWT Tunjukan yang Terbaik

2. Buang pikiran yang tak perlu untuk dipikirkan

Ketika mengalami kemalangan atau menjadi korban tindakan kriminal, tentu tak ada yang ingin disalahkan.

Tidak ada yang ingin dianggap memancing tindakan criminal, serta tidak ada yang ingin menjadi trauma.

Untuk itu, buang jauh-jauh pikiran victim blaming karena hanya akan membuat korban merasakan semua itu.

3. Realistis

Berpikirlah realistis bahwa dunia ini bukan tempat yang selamanya aman. Artinya, tidak ada tindakan kriminal sekecil apapun yang bisa dimaklumi.

Dengan demikian, rasa berpihak terhadap korban yang berani bicara atau melaporkan tindakan kriminal yang terjadi padanya akan semakin besar.

4. Jangan ada bias gender

Selain keberpihakan, kadang bias gender juga membuat seseorang bisa melakukan victim blaming tanpa disadar. Jadi, hilangkan unsur gender ketika berbicara tentang korban.

Baca Juga: Sebagai Bunga yang Dapat Dimakan, Kecombrang Dijadikan Ikon Puspa dan Satwa 2020 Beserta Rusa Timor

Sebagai contoh tindakan pelecehan seksual yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, di sisi lain bisa dianggap hal biasa ketika yang menjadi korban adalah laki-laki.

Sebagai mahluk sosial, tentu tidak ada salahnya jika kita menumbuhkan rasa empati terhadap orang lain,baik itu orang yang dikenal maupun yang tidak kita kenal.

Dengan hal itu, dapat membantu seseorang agar tidak merasa sendiri dan terhindar dari sikap victim blaming.**

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: sehatq

Tags

Terkini

Terpopuler