Dilihat dari Sisi Psikologis, Inilah Cara Kenalkan Puasa pada Anak

- 15 April 2021, 11:14 WIB
Berikit ini jadwal Imsakiyah, waktu buka puasa, sahur dan waktu shalat 5 waktu untuk wilayah Jawa Timur, Kota Malang hari ini Rabu, 14 April 2021.
Berikit ini jadwal Imsakiyah, waktu buka puasa, sahur dan waktu shalat 5 waktu untuk wilayah Jawa Timur, Kota Malang hari ini Rabu, 14 April 2021. /Pexels/

MANTRA SUKABUMI - Mengenalkan puasa kepada anak memang salah satu yang sangat penting, sebab hal ini dilakukan untuk membiasakannya puasa dari sejak kecil.

Namun, dalam mengenalkan puasa kepada anak ini tidak bisa dengan memaksakannya tanpa memberikan penjelasan, yang pasti hal tersebut mudah dipahami oleh sang anak.

Agar Bunda dan Yandanya tidak salah mengenalkan puasa kepada anak, berikut penjelasan dari Psikolog klinis anak dan remaja agar tidak salah dalam menjelaskan hal tersebut.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Tak Disangka, Ternyata Sering Kentut Jadi Tanda Tubuh Miliki Penyakit Serius ini

Dikutip mantrasukabumi.com dari Antaranews pada Kamis, 15 April 2021, menurut Psikolog klinis anak dan remaja dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia, Andini Sugeng mengatakan bahwa mengenalkan anak mengenai puasa, ternyata memiliki berbagai tahapan-tahapan mulai dari siapa saja yang berpuasa, apa yang dilakukan saat puasa, kapan waktunya dan bagaimana cara melakukannya.

"Pertama, anak harus tahu dan pernah mendengar kata puasa itu sendiri. Dia juga akan nanya soal durasi, kalau baru awal dan supaya tidak membuat anak takut pada kata puasa dan menjadi berat, latihannya bertahap," ujar Andini.

Terus selanjutnya menurut Andini untuk mengajarkan anak yang baru pertama kali memulai puasa, orang tua bisa memberikan penjelasan melalui contoh yang konkrit atau dapat dilihat serta dirasakan anak, bukan berdasarkan telaah yang abstrak.

 Baca Juga: Atas Nama Cinta Bima Arya Salahkan Habib Rizieq, Gus Umar: Menteri Positif Covid-19, Apa Anda Mau Bersuara

"Penjelasan yang konkrit itu yang anak-anak bisa rasakan, puasa itu secara manfaat baik untuk kesehatan karena perut butuh istirahat dan nanti ada waktunya makan. Pokoknya yang sifatnya fisik dan kelihatan," kata Andini.

Yang pertama menurut Andini yaitu bisa dengan memberikan penjelasan yang konkrit yang bisa dirasakan oleh anak, baik dari manfaat puasa, dilihat dari kesehatan.

"Kalau yang abstrak itu yang muatan-muatan agama yang butuh dianalisa, itu kan belum dimengerti anak, kayak dosa atau neraka. Nanti mereka akan nanya dosa itu apa, neraka apa. Itu kan mereka belum bisa melihat. Karena tahapan usia anak-anak itu, yang mereka tahunya yang mereka bisa melihat, mendengar, menyentuhnya secara langsung," imbuhnya.

Andini juga mengatakan anak-anak khususnya yang berusia 5-7 tahun sebaiknya tidak memaksa anak berpuasa tanpa memberikan penjelasan.

 Baca Juga: Geram dengan Ulah Bima Arya, Musni Umar: Memangnya Kota Bogor Punya Siapa?

Sedangkan untuk anak yang sudah memiliki syarat wajib berpuasa, orang tua juga harus memberikan penjelasan dan pemahaman yang tidak terkesan menggurui.

"Ada aturannya kapan orang Islam mulai wajib puasa. Tapi kalau usia 5 tahun atau baru masuk SD, orangtua memaksa puasa tanpa memberi penjelasan, itu enggak boleh, caranya jangan begitu harus diberi penjelasan," kata Andini.

Sebagian orangtua mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi atau memberi pengetahuan tentang berpuasa.

Andini menyarankan untuk membeli buku anak-anak bertema puasa atau meminta bantuan kepada orang terdekat untuk memberikan pengenalan terhadap puasa.

"Intinya si anak pernah mendengar dulu beberapa kata terkait puasa, itu sebenarnya bisa dicari tahu dari buku. Buku-buku untuk anak itu bahasanya sudah disesuaikan dengan yang dapat dipahami oleh anak," ujar Andini.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah