“Anak perempuan dari usia 0 hari sampai 6 tahun itu otak kiri kanannya seimbang sambungannya, kiri biasanya otak analisa dan kanan biasanya otak rileks atau otak kreativitas,” kata dr Aisyah Dahlan dikutip mantrasukabumi.com dari video yang dilihat pada kanal Youtube Andromeda Channel pada hari Selasa 16 November 2021.
Otak sebelah kiri biasanya biasanya lebih condong kepada matematika, bahasa, keteraturan, hal-hal detail, dan prakarya. Sedangkan otak kanan lebih fokus kepada hal-hal seperti warna, musik, imajinasi, dan permainan.
“Makanya kalau diajarkan masuk suatu PAUD misalnya, atau masuk ke suatu TK, yang mengajarkan tentang analisa dan tentang kreativitas, anak perempuan bisa,” lanjut dr Aisyah Dahlan.
Anak perempuan sejak usia 3 tahun sudah bisa diajarkan matematika, membaca, bahkan menganalisa.
Sedangkan anak laki-laki, sejak usia 0 hari sampai 6 tahun, yang berkembang lebih dahulu baru sambungan-sambungan di otak kanan.
Itulah mengapa anak laki-laki cenderung senang bermain, karena otak kanannya yang berkembang terlebih dahulu.
“Kalau masukkan sekolah anak laki-laki, yang sekolahnya memaksa harus belajar, membaca dari dini, atau kemudian harus belajar itung-itungan dari dini, kasihan ya anak laki-laki,” pungkasnya.
Menurut dr Aisyah Dahlan, anak laki-laki bukan tidak bisa belajar membaca atau belajar berhitung sejak dini, tapi harus dilengkapi alat peraga saat proses pembelajarannya, karena otak kanannya yang berkembang lebih dulu.
“Kalau anak perempuan memang kiri kanannya sudah dari kecil itu Allah persiapkan. Kenapa, karena besarnya perempuan menjadi lbu, mau jadi istri,” lanjutnya.
Kekinian pemerintah membuat peraturan sekolah di usia minimal 7 tahun, karena memang berdasarkan penelitian para ahli di usia enam tahun otak laki-laki baru siap untuk belajar.