Sejarah Istilah Ngabuburit, Tradisi Unik Masyarakat Indonesia di Bulan Ramadhan Jelang Buka Puasa

- 29 Maret 2023, 16:15 WIB
Ilustrasi. Sejarah Istilah Ngabuburit, Tradisi Unik Masyarakat Indonesia di Bulan Ramadhan Jelang Buka Puasa
Ilustrasi. Sejarah Istilah Ngabuburit, Tradisi Unik Masyarakat Indonesia di Bulan Ramadhan Jelang Buka Puasa /Mantra Sukabumi /

 

MANTRA SUKABUMI - Setiap menginjak bulan suci Ramadhan masyarakat Indonesia hampir di setiap daerah khususnya pulau Jawa sering melalukan kegiatan di sore hari menjelang waktu malam atau magrib yang biasa disebut dengan ngabuburit.

Tradisi ini biasa diisi dengan kegiatan-kegiatan seperti berjalan-jalan sore, mecari takjil, berkumpul bersama teman atau keluarga hingga melaksanakan kegiatan keagamaan seperti kajian keilmuan atau diskusi. Tapi siapa sangka tradisi ini sudah ada sejak sebelum tahun 90an.

Dikutip mantrasukabumi.com dari buku Kamus Bahasa Sunda terbitan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) Pada Rabu, 29 Maret 2023, arti kata ngabuburit adalah "ngalantung ngadagoan burit" jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya adalah bersantai sambil menunggu waktu sore atau menjelang magrib.

Baca Juga: Sigap Respon Curhatan Warga ke Aa Dede, Polisi Bantu Anak Difabel di Palabuhanratu

Sebagai perbandingan dikutip matrasukabumi.com dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada Rabu, 29 Maret ngabuburit memiliki arti mengabuburit, diambil dari kata "burit" yang memiliki arti sore. Jadi dapat simpulkan dalam KBBI ngabuburit memiliki arti bersantai menunggu waktu sore dan kegiataanpun ini biasa dilaksankan pada pukul 15.30 hingga 17.30.

Asal-usul Kata Ngabuburit

Istilah ini kemudian menyebar hampir keseluruh daerah lainnya dan adapula yang menggunakan istilah khas daerahnya tersendiri seperti dalam bahasa Minang disebut dengan "malengah puoso" yang memiliki arti mengalihkan rasa lapar dan dahaga dengan melakukan kegiatan.

Beberapa tahun sebelumnya tradisi ngaburit biasa dilakukan hanya pada kegiatan yang terbatas pada keagaaman atau spiritual saja, beberapa contoh diantaranya seperti melaksanakan pesantren kilat, kajian atau kuliah tujuh menit menjelang waktu magrib.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu kegiatan
inipun bertransformasi tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga pada kegiatan sosial bahkan ekonomi lainnya. Seperti banyak kita temui masyarakat diberbagai daerah yang mengisi kegiatan ini dengan berjalan-jalan sore, berbagi takjil gratis, hingga berjualan item komoditas bertemakan ngabuburit ramadhan.

Halaman:

Editor: Ade Saepul Akbar

Sumber: KBBI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x