10 Kata-kata Bijak Hari Lahir Pancasila dari Bung Karno, Cocok untuk Caption di WhatsApp dan Instagram

- 28 Mei 2023, 06:52 WIB
10 Kata-kata Bijak Hari Lahir Pancasila Bung Karno, Cocok untuk Caption di WhatsApp dan Instagram
10 Kata-kata Bijak Hari Lahir Pancasila Bung Karno, Cocok untuk Caption di WhatsApp dan Instagram /Instagram.com/@presidensukarno

Adapun pidato yang dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan).

Baca Juga: Link Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023, Cocok untuk Status WA, Facebook, IG dan Twitter

1. Ada orang berkata, pada waktu Bung Karno mempropagandakan Pancasila, pada waktu itu ia menggalinya kurang dalam. Tapi saya terus terang katakan. "Saya menggalinya dari empat saf: Saf pra Hindu, saf Hindu, saf Islam, dan saf lmperialis."

2. Saya bukan pembuat Pancasila. Saya bukan pencipta Pancasila. Saya hanya mengungkapkan beberapa perasaan yang ada di antara orang-orang, yang saya beri nama Pancasila.

3. (1) Pancasila, sebagai sublimasi dari kesatuan jiwa Indonesia; (2) Pancasila, sebagai perwujudan persatuan bangsa dan wilayah Indonesia; (3) Pancasila, sebagai WELTANSCHAUUNG dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, berbangsa dan bernegara.

4. Dengan "Bhinneka Tunggal Ika" dan Pancasila, kita berprinsip dan dengan perbuatan, berjuang terus melawan kolonialisme dan imperialisme di mana saja.

5. Bakat persatuan, bakat “Gotong Royong” yang memang telah berurat berakar dalam jiwa Indonesia, ketambahan lagi daya penyatu yang datang dari azas Pancasila.

6. menggali dalam-dalam tanah rakyat Indonesia dan saya melihat di dalam lubuk hati bangsa Indonesia bahwa ada lima rasa di sana…. Saya merumuskan apa yang kita kenal sekarang sebagai Pancasila.

Baca Juga: 25 Kata-kata Bijak Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023, Ramaikan Pancasila Day di Media Sosial

7. Saya berjuang sejak tahun 1918 sampai dengan 1945 sekarang ini untuk Weltanschaung. Untuk membentuk Nasionalistis Indonesia, untuk kebangsaan Indonesia, untuk kebangsaan Indonesia yang hidup di dalam peri kemanusiaan, untuk permusyawaratan, untuk socialrechtvaardigheid, untuk Ketuhanan. Pancasila itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya berpuluh tahun.

Halaman:

Editor: Ajeng R H


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x