Waspada Gelombang Tinggi di Laut Palabuhanratu Sukabumi

27 April 2020, 16:07 WIB
Kondisi gelombang laut di Pesisir Pantai Muara Citepus, Senin (27/4/2020), ( Foto: Mantra Sukabumi /istimewa/)

MANTRA SUKABUMI - Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan di laut selatan Sukabumi terjadi gelombang tinggi.

Tepatnya di laut Palabuhanratu dan sekitarnya, Ketua FKSD Okih Fajri Assidiq menjelaskan, gelombang setinggi sekitar 3 sampai 5 meter terjadi di laut selatan Sukabumi.

"Intensitas gelombang cukup tinggi, meskipun itu statusnya di tengah tapi berdampak juga ke dalam teluk, gelombang itu 3 sampai 5 meter, berdampak juga ke pantai," ujar Okih, Senin (27/4/2020).

Okih mengaku, pihaknya selalu mendapatkan update terkini tentang perubahan cuaca dan gelombang laut dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga: Istri Bacok Suami di Ciracap Sukabumi

"Kalau kita ada link langsung dengan BMKG, jadi setiap waktu ada perubahan kita dapat terima," ucapnya.

Dengan terjadinya gelombang tinggi tersebut, Okih mengatakan, pihaknya telah memberikan imbauan terhadap nelayan Palabuhanratu melalui DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi.

"Kita sebetulnya dari beberapa hari ini sudah coba kita sampaikan imbauan ke nelayan melalui HNSI. Kita sudah mengimbau melalui HNSI kalau terpaksa nelayan melaut untuk meningkatkan kewaspadaan, kita harapkan tidak dulu melaut karena memang ketika perahu jenis Congkreng yang gelombang tiga meter saja cukup riskan, apalagi di atas tiga, untuk sementara memang intensitas masyarakat nelayan yang melaut agak sedikit berkurang dengan suasana seperti ini. Tapi memang karena kebutuhan ekonomi juga mereka tetap ada juga yang melaut," papar Okih.

Baca Juga: Jadwal Waktu Buka Puasa: Senin, 4 Ramadan 1441 H / 27 April 2020

Okih juga meminta, nelayan untuk tetap waspada dan selalui safety saat melaut karena gelombang ditengah sedang tinggi.

"Tetap waspada, melengkapi alat safety, minimal bawa pelampung, dulu Polair sudah mencoba membagikan pelampung ke para nelayan, karena memang entah karena memang kebiasaan, jadi kadang di kasih itu kayanya gak tau pada kemana pelampung itu. Untuk masyarakat pesisir juga ada beberapa titik karena tergantung kontur pantainya, seperti muara Citepus, ada perubahan kultur air sehingga muara itu tadi pagi tembus, biasa nya gak lurus sekarang terbuka, memang itu faktor alam nanti tertutup lagi, kalau terjadi seperti ini berarti gelombang laut cukup besar," tuturnya.**

Editor: Rizal

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler