MANTRA SUKABUMI - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau biasa disapa Gus Yaqut optimis peluang keberangkatan jemaah Haji Indonesia pada penyelenggaraan haji 1442 Hijriah atau pada 2021 masih terbuka.
Optimisme ini menurut Menteri Agama Gus Yaqut didasarkan pada beberapa hal, diantaranya telah dilakukannya vaksinasi Covid-19 di Arab Saudi sebagaimana juga telah dilakukan di Indonesia.
Optimisme Gus Yaqut tersebut disampaikan saat rapat pembahasan penyelenggaran haji dengan anggota DPR RI Komisi VIII pada 15 Maret 2021.
Baca Juga: Kamu Senang Shopping? Coba Cari Tahu Tipe yang Manakah Kamu
“Kami optimis kemungkinan diselenggarakannya haji tahun ini masih terbuka,” ucap Menag Gus Yaqut sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi kemenag.go.id pada 16 Maret 2021.
Dalam rapat Pembahasan Penyelenggaran Haji bersama Komisi VIII DPR, di Gedung Parlemen DPR RI, Gus Yaqut memaparkan bahwa otoritas Arab Saudi telah membuka penerbangan Internasionalnya.
Otoritas Arab Saudi juga telah menyatakan akan membuka penerbangan internasional pada 17 Mei 2021.
"Situasi ini lebih positif dibandingkan tahun lalu yang menutup penerbangan luar negeri, tak terkecuali selama musim haji 2020,” tutur Menag menambahkan.
Baca Juga: Mahasiswa Duduki Kantor DPP Demokrat, Andi Arief: Hanya Salah Paham Saja Sudah Bisa Diselesaikan
Menag akan tetap berusaha memberangkatkan, jika peluangnya tipis sekalipun.
“Oleh karenanya seberapa pun tipis kemungkinannya, kami masih tetap berusaha mempersiapkan penyelenggaraan haji pada tahun ini,”imbuhnya.
Menag memaparkan, pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya diplomasi dengan berbagai otoritas Arab Saudi.
Antara lain dengan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi yang baru saja direshufle, serta lembaga-lembaga terkait lainnya.
Diplomasi tersebut dilakukan melalui pertemuan tatap muka langsung, melalui video conference, serta melalui surat.
Menurut Gus Yaqut bahwa Kemenag telah menyusun beberapa skenario penyelenggaraan haji tahun ini.
Skenario ini disusun utamanya berdasarkan asumsi jumlah kuota dan penerapan protokol kesehatan dalam perspektif internasional.
Skenario penyelenggaraan haji tahun ini yang kami susun meliputi beberapa hal, di antaranya penerapan protokol kesehatan.
"Kemudian tentang pergerakan jemaah di Tanah Suci, durasi masa tinggal jemaah, dan aspek ibadah haji di masa pandemi,” pungkas Menag.***