Ramai Mahasiswa Kritik Jokowi, Tokoh NU Gus Nadir: Pemimpin Otoriter Akan Sebut Penghinaan

27 Juni 2021, 18:57 WIB
Tokoh NU, Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir. /Instagram @nadirsyahhosen_official

MANTRA SUKABUMI - Tokoh Nahdhatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau yang dikenal Gus Nadir angkat bicara ramainya mahasiswa kritik Presiden Jokowi.

Menurut Gus Nadir, kritik merupakan hal yang wajar bagi mahasiswa. Karena itu, jika ada pemimpin anti kritik termasuk pemimpin otoriter.

Gus Nadir melanjutkan termasuk pemimpin otoriter jika kritikan dianggap sebagai penghinaan.

Baca Juga: Kritik Presiden Jokowi dengan Poster, BEM UI Akhirnya Dipanggil Rektorat, Dukungan Mengalir

Baca Juga: Waspada, Berikut Tanda Kiamat Menurut Pendiri NU, Salah Satunya Munculnya Pemimpin Munafik dan Fasik

"Pemimpin yg otoriter akan menganggap semua kritikan sebagai penghinaan," tulis Gus Nadir di akun Twitter pribadinya dikutip mantrasukabumi.com pada Minggu, 27 Juni 2021.

Menurut Gus Nadir, pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang memahami jika dikritik.

Termasuk lanjut Gus Nadir, jika kritikan tersebut di ekspresikan dengan kartun, jargon, dan satir.

Dirinya melanjutkan kritikan yang diekspresikan melalui alat peraga tersebut termasuk sah.

"Sebaliknya, pemimpin yg demokratis akan memahami kritikan bisa diekspresikan lewat kartun, jargon dan satir. Semuanya sah," lanjutnya.

Baca Juga: Denny Siregar Kumpulkan Donasi Hingga 24 Miliar, Husin Alwi Hingga Muannas Alaidid Berikan Pujian

Gus Nadir lantas menyindir jika Buzzer tidak akan memahami kajian tingkat tersebut.

"Tapi ya buzzer mana paham kajian tingkat tinggi begini. Tahunya cuma main tagar," sindirnya.

Sebelumnya, akun Twitter BEM UI mengunggah poster yang bergambar Presiden Jokowi.

Dalam poster tersebut, BEM UI memberi predikat kepada Jokowi The King of Lip Service.

Menurutnya, Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras.

"Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya," tulisnya.

Mereka beranggapan jika semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk "lip service" semata.

Karena itu pihaknya meminta untuk berhenti membual sebab rakyat sudah mual.***

Editor: Andriana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler