Profil Kak Seto, Psikolog Anak Yang Hobi Olahraga Ekstrim di Usia Senjanya

19 September 2021, 10:10 WIB
Biodata Kak Seto Mulyadi Pencipta Si Komo yang Kini Berusia 70 Tahun tapi Tetap Enerjik, Lengkap Rahasia RAmbutnya yang selali On Poin /Tangkap layar/Instagram @kaksetosahabatanak

MANTRA SUKABUMI - Dr.Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si atau biasa dikenal sebagai Kak Seto adalah psikolog anak.

Kak Seto walaupun kini sudah berusia 70 tahun tetapi masih menyukai olahraga ekstrem.

Baru-baru ini Kak Seto ditemani oleh para mahasiswa pecinta alam mencoba olahraga panjat tebing di Gunung Batu di Lembang Bandung Jawa Barat.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Kak Seto juga menyukai olahraga parkour, bahkan dirinya masih sanggup melakukan push up sebanyak 70 kali.

Berikut profil Kak Seto Mulyadi, dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Kak Seto sering menjadi pembawa acara televisi untuk anak-anak bersama dengan Henny Purwonegoro.

Kak Seto juga menjabat ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia.

Seto Mulyadi memiliki seorang saudara kembar laki-laki bernama Kresno Mulyadi yang adalah seorang psikiater anak di Surabaya, dan satu-satunya seorang kakak bernama Maruf Budiharjo Mulyadi.

Dr. Seto Mulyadi S.Psi., M.Si. atau
Kak Seto Lahir pada 28 Agustus 1951di Klaten, Jawa Tengah.

Kak Seto Dikenal atas Pencipta karakter kartun Si Komo, dan Pendiri Homeschooling Kak Seto.

Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang bandel dan tidak bisa diam. Ia juga pernah beberapa kali jatuh hingga sempat mengalami fobia.

namun ia selalu melatih diri agar fobia tersebut hilang dengan melakukan aktivitas ekstrim seperti parkour.

Kak Seto hijrah ke Jakarta lantaran kecewa tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia.

Dari kekecewaannya itu, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta meski tanpa bekal dan keahlian apapun.

Baca Juga: Tips dari Kak Seto, Bagaimana Orang Tua Siasati Perubahan Kondisi Anak Saat Pandemi Covid-19

Saat di Jakarta ia memulai hidup dengan kerja serabutan sembari menunggu tes Fakultas Kedokteran tahun berikutnya.

Tidak berjodoh dengan Fakultas Kedokteran, Kak Seto lantas memutar tujuan dan masuk Fakultas Psikologi atas saran Pak Kasur yang ia kenal sejak ia menjadi asisten pemilik Taman Kanak-kanak.

Kak Seto menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada 1981.

Pendidikan Magister Bidang Psikologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia pada 1989, dan meraih gelar Doktor bidang Psikologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia pada 1993.

Menjadi asisten Pak Kasur adalah pekerjaan ayah empat anak kala itu yang kemudian dilanjutkan dengan mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-kanak bersama Henny Purwonegoro.

Diacara tersebut Kak Seto mendongeng, mengisi acara belajar sambil bernyanyi, dan bermain sulap bersama anak-anak.

Ilmu yang didapat dari Pak Kasur ia gabungkan dengan ilmu yang ia miliki, yakni teknik sulap yang telah ia pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

Sedangkan ilmu mendongeng didapat melalui belajar dan berdasarkan pengalamannya.

Menjadi bagian dari anak-anak memang dituntut untuk selalu kreatif, menyeimbangi pikiran-pikiran kreatif dan penuh imajinasi.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Tiba-tiba Kak Seto Kabarkan Kondisi Kesehatannya

Saat itulah karakter Si Komo diciptakan oleh Kak Seto. Berupa boneka Si Komo dan lagu yang diciptakan, karakter Si Komo menguat dan banyak dikenal.

Acaranya banyak ditunggu dan membuat namanya kian tenar, kondisi perekonomiannya pun membaik.

Kesuksesan inilah yang kemudian mengantarkan Kak Seto memborong beberapa penghargaan seperti The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International pada 1987.

Ia juga mendirikan Yayasan Mutiara Indonesia dan Yayasan Nakula Sadewa. Pada 1998, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Kecintaannya pada anak-anak jugalah yang mengantarkannya membagi kisah lewat buku yang ia tulis, Anakku, Sahabat, dan Guruku.

Pada tahun 2007, Kak Seto mendirikan sekolah alternatif bernama Homeschooling Kak Seto. HSKS begitu singkatannya, merupakan lembaga pendidikan alternatif yang menjadi salah satu solusi pendidikan bagi anak-anak Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.

Sesuai dengan visinya, yaitu menyediakan program pendidikan bagi anak agar memiliki keterampilan, life skill, dan karakter yang kukuh sebagai calon pemimpin bangsa pada masa depan.

Homeschooling Kak Seto terus berusaha meningkatkan standar kualitas pembelajaran sehingga proses belajar menjadi menyenangkan, memberikan materi pembelajaran yang terkini, serta menyediakan tutor - tutor dengan pengetahuan dan pengalaman profesional.

Homeschooling adalah sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah.

Namun, Homeschooling Kak Seto adalah sekolah alternatif yang menempatkan anak - anak sebagai subjek dengan pendekatan secara “at home” atau di rumah.

Dengan pendekatan “at home” inilah anak-anak merasa nyaman belajar karena mereka dapat belajar apapun sesuai dengan keinginannya.

Kapan saja, dengananiapa saja.di mana saja seperti Ia tengah berada di rumahnya. Jadi, meski disebut homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tetapi anak-anak dapat belajar dengan kondisinya yang benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti “at home”.

Maka dalam sistem Homeschooling, jam pelajaran bersifat fleksibel: mulai dari bangun tidur sampai berangkat tidur kembali.

Beberapa alumni maupun siswa Homeschooling Kak Seto diantaranya: Dhea Seto, Ayushita, Hanggini P.Retto, Nikita WIlly, Prilly Latuconsina, Citra Scholastika dan Ray Prasetya.

Kak Seto memiliki seorang istri bernama Deviana. Mereka dikaruniai empat orang anak yakni Eka Putri, Bimo, Shelomita, dan Nindya Putri.

Ia memiliki saudara kembar bernama Kresno Mulyadi (Kak Kresno) yang juga seorang psikiater anak dan juga memiliki kakak Maruf Mulyadi.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler