Tanggapi Drama Politik AS Jelang Pelantikan Joe Biden, SBY Sampaikan 8 Pelajaran Penting Ini

- 20 Januari 2021, 11:50 WIB
Presiden Republik Indonesia Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Jelang Pelantikan Joe Biden Amerika Serikat Mencekam, SBY Sampaikan 8 Pelajaran Penting
Presiden Republik Indonesia Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Jelang Pelantikan Joe Biden Amerika Serikat Mencekam, SBY Sampaikan 8 Pelajaran Penting /.*/Facebook/ Susilo Bambang Yudhoyono.

MANTRA SUKABUMI - Jelang pelantikan Joe Biden Amerika Serikat yang memanas, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan 8 pelajaran penting atas kondisi tersebut.

SBY menyebut bahwa Washington DC mencekam, banyak barikade dan dalam pengamanan ketat 25.000 tentara.

Namun bagi para pencinta demokrasi, drama politik di AS saat ini dapat dipetik pelajarannya. Hal itu disampaikan SBY melalui akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono pada 20 Januari 2021.

Baca Juga: Beli Paket Internet Lebih Menguntungkan dengan ShopeePay, Ikuti Langkah-Langkah Berikut Ini

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini Rabu 20 Januari 2021, Semua Usaha yang Dilakukan Al Sia-sia

"Pertama, sistem demokrasi tidaklah sempurna, terutama implementasinya. Ada wajah baik & wajah buruk dalam demokrasi. Namun, tidak berarti sistem otoritarian & oligarki lebih baik", cuit SBY seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @SBYudhoyono pada Selasa, 20 Januari 2021.

"Kedua, di era "post-truth politics", ucapan pemimpin (presiden) hrs benar & jujur. Kalau tidak, dampaknya sgt besar. Ucapan Trump bhw pilpresnya curang (suaranya dicuri) timbulkan kemarahan besar pendukungnya. Terjadilah serbuan ke Capitol Hill yg coreng nama baik AS", kata SBY.

SBY juga menyebut jika seorang pemimpin melakukan suatu kebohongan berulang, makan akan kehilangan kepercayaan.

Baca Juga: Raffi Ahmad Sampaikan Kabar Duka yang Mendalam: Turut Berduka

"Ketiga, "post-truth politics" (politik yg tdk berlandaskan pada fakta), termasuk kebohongan yg sistematis & berulang, pada akhirnya akan gagal. Pemimpin akan kehilangan "trust" dari rakyatnya, krn mereka bisa bedakan mana yg benar (faktual) dgn yg bohong (tdk faktual)", tulis SBY.

Lebih lanjut, SBY mengatakan bahwa dalam setiap kompetisi pasti ada yang menang dan kalah, meski berat, siapapun yang kalah sudah seharusnya menerima kekalahan dan mengucapkan selamat kepada yang menang.

"Keempat, tiap pemilu ada yg menang, ada yg kalah. Meskipun berat & menyakitkan, siapapun yg kalah wajib terima kekalahan & ucapkan selamat kpd yg menang. Itulah tradisi politik & norma demokrasi yg baik. Sayangnya, sbg champions of democracy, ini tdk terjadi di AS skrg", katanya.

"Kelima, kali ini pergantian kekuasaan yg damai (smooth & peaceful) tak terjadi di AS. Transisi kekuasaan dibarengi luka, kebencian & permusuhan. Ini petaka bagi AS yg politiknya terbelah (deeply divided). Energi Biden bisa habis utk satukan AS hadapi tantangan ke depan", ujar SBY menambahkan.

Baca Juga: Temui Tokoh Kharismatik Ini, Wishnutama: Sejak Dulu Saya Memang Penggemar Beratnya

SBY juga menjelaskan bahwa sebagaimana diketahui jelang pelantikan Joe Biden, Washington DC mencekam, banyak barikade dan dalam pengamanan ketat.

"Keenam, jelang pelantikan Biden, Washington DC mencekam, banyak barikade & dlm pengamanan ketat 25.000 tentara. Siapa ancamannya ? Kali ini bukan musuh dr luar, spt biasanya, tapi "teroris domestik". Ini titik gelap dlm sejarah AS. Juga warisan buruk yg ditinggalkan Trump", ujarnya.

Namun Presiden ke 6 itu juga mengatakan dalam setiap krisis selalu ada pahlawannya, dirinya respek pada Wapres Mike Pence yang menunjukkan karakter kesatria dengan menerima hasil Pilpres lalu meskipun kalah.

"Ketujuh, setiap krisis selalu ada pahlawannya. Saya respek kpd Wapres Mike Pence yg tunjukkan karakter kesatrianya dgn menerima hasil Pilpres yg lalu meskipun kalah. Dia tolak “perintah” Trump utk ubah hasil pemilu krn tak berdasar. Dia hormati konstitusi & demokrasi", kata SBY.

Baca Juga: Terharu, Jelang Purnawirawan Kapolri Idham Azis Berikan Hadiah Kepada Anggotanya

"Kedelapan, Pence bukan tipe yg haus kekuasaan. Dia tak memanfaatkan kesempatan utk ambil alih kepemimpinan meskipun diminta secara resmi oleh DPR AS (sesuai amandemen ke-25 konstitusi AS). Pence menolak, karena bukan itu yg terbaik bagi bangsa AS", pungkas SBY.

.***

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah