Jadi korban Rasisme, Natalius Pigai Tanggapi dengan Monohok

- 25 Januari 2021, 11:35 WIB
Eks Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Jadi korban Rasisme, Natalius Pigai Tanggapi dengan Monohok.*/
Eks Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Jadi korban Rasisme, Natalius Pigai Tanggapi dengan Monohok.*/ /Tangkapan layar YouTube/Jaya Suprana Show.

MANTRA SUKABUMI - Beberapa hari lalu viral sebuah foto yang dimana didalamnya terdapat foto dirinya (Natalius Pigai) yang disandingkan oleh seseorang dengan hewan.

Hal ini terkait statement Natalius Pigai yang bertolak belakang dengan salah seorang yang diduga adalah seorang pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam hal ini, Natalius Pigai menanggapi hal tersebut tersebut dengan bangga, karna Natalius Pigai juga membandingkan dengan orang hitam Afrika-Amerika terkuat di dunia.

Baca Juga: Shopee SMS Tiba, Waktunya Belanja Bulanan Murah dengan Gratis Ongkir Rp0 dan ShopeePay Deals Rp1!

Baca Juga: Andi Arief Usul pada Erick Tohir untuk Berikan Jabatan ini bagi yang Rasis terhadap Natalius Pigai

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa dirinya terkena rasisme oleh negara Indonesia sudah sejak pluhan tahun.

Hal ini disampaikan langsung oleh Natalius Pigai melalui cuitan di akun Twitter milik pribadinya @NataliusPigai2 pada Minggu, 24 Januari 2021.

"Saya bangga pada Anda, mr @LloydAustin orang kulit hitam Afrika-Amerika terkuat di dunia," tulis Natalius Pigai, seperti dikutip mantrasukabumi.com dalam cuitan akun Twitter @NataliusPigai2 pada Senin, 25 Januari 2021.

Lebih lanjut, Natalius Pigai mengatakan bahwa dirinya telah melawan Rasisme dari Indonesia kepada orang kulit hitam di Papua.

Baca Juga: Sinopsis Lengkap Ikatan Cinta Episode RCTI Hari ini, Andin Hormati Al dan Membuka Hatinya Kembali

 Baca Juga: Anies Baswedan: Kekuatan Seorang Presiden adalah Menekan, itulah Modernnya Presiden

Kasus rasisme yang kurang lebih 50 tahun yang di alami warga Papua, Natalius Pigai juga meminta bahwasanya dirinya membutuhkan perhatian.

"Kami telah melawan rasisme Kolektif (negara) Indonesia terhadap orang kulit hitam Melanesia Afrika (Papua) lebih dari 50 tahun. Penyiksaan, pembunuhan & genosida gerakan lambat. Kami membutuhkan perhatian," pungkasnya.***

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah