MANTRA SUKABUMI - KPK kembali melakukan Operasi Tangkap Tangan terhadap Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah beberapa jam setelah melantik kepala daerah hasil pilkada 2020.
Berbagai tanggapan muncul baik yang pro maupun yang kontra menyoroti kinerja KPK ini.
Ferdinand Hutahaean pegiat media sosial menyoroti tentang kinerja KPK yang menurutnya tak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan. Berhasil lakukan OTT tapi biaya operasional lebih besar.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: MUI Minta Jokowi Ditahan, Muannas Alaidid: Terlanjur Benci Akut Sampai Ambil Alih Tugas Polisi
"Jumlah Pegawai @KPK_RI saat ini sekitar 1586 orang dengan anggaran Rp.1,3 T cukup besar. 1,3 T = 1300 Milliar. Tp yg di OTT korupsi 1 Miliar," cuit Ferdinand, dikutip mantrasukabumi.com pada Sabtu, 27 Februari 2021.
Jumlah Pegawai @KPK_RI saat ini sekitar 1586 orang dengan anggaran Rp.1,3 T cukup besar. 1,3 T = 1300 Milliar
Tp yg di OTT korupsi 1 Miliar, bagus sih tp tdk bagusnya ada APBD 1,6 T utk Formula E yg tdk jelas saat ini dibiarkan begitu sj. KPK payah, tp ngakunya dilemahkan.!— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 27, 2021
Pada cuitan yang sama Ferdinand menyayangkan bahwa OTT kali ini hanya 1 Miliar, dia mempertanyakan kenapa yang sudah jelas 1,6 Triliun untuk dana kegiatan Formula E yang tidak jelas dibiarkan begitu saja.
"Bagus sih tp tdk bagusnya ada APBD 1,6 T utk Formula E yg tdk jelas saat ini dibiarkan begitu sj. KPK payah, tp ngakunya dilemahkan.!" lanjut Ferdinand.
Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah pada Jumat, 27 Februari 2021 tengah malam atau Sabtu, 27 Februari 2021 dini hari. Ia tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT).