Kades Cijalingan Sukabumi Sambangi Dedi Mulyadi, Jelaskan Kronologi Postingan Pak Eko Masalah Jalan Rusak

- 21 Maret 2021, 17:23 WIB
Bertemu Dedi Mulyadi, Kades Cijalingan Jelaskan Postingan Viral Jalan Rusak Pak Guru Eko.
Bertemu Dedi Mulyadi, Kades Cijalingan Jelaskan Postingan Viral Jalan Rusak Pak Guru Eko. /*/Tangkapan layar//YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel

MANTRA SUKABUMI - Hebohnya unggahan video jalan rusak oleh seorang guru di Sukabumi berlanjut dengan viralnya video aparat desa yang memaki guru tersebut mengundang reaksi dari Anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi menanggapi hal itu dengan memberikan hadiah kepada pak Eko sebagai apresiasi.

Tidak hanya berhenti disitu, Kades Cijalingan Didin Jamaludin bertemu dengan Anggota DPR RI Dedi Mulyadi untuk menjelaskan unggahan postingan jalan rusak oleh seorang guru bernama Eko Purtjahjanto yang viral beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Rocky Gerung: Disaat Habib Rizieq Menderita, Putra Jokowi dan Bawahannya Malah Beli Saham Olahraga

Keduanya bertemu di rumah Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang belum lama ini. Dalam pertemuan itu Didin menjelaskan mengenai kronologi kasus tersebut bisa viral hingga akhirnya seperti saat ini.

Didin menjelaskan jalan viral tersebut memiliki panjang sekitar 1.650 meter dan 50 persennya mengalami rusak. Jalan tersebut menjadi kewenangan Pemerintah Desa (Pemdes) dan sudah berkali-kali dilakukan perbaikan.

“Tahun 2019 pernah diperbaiki dengan dana Banprov Rp 97 juta. Tahun 2020 kita juga sudah pernah menganggarkan Rp 250 juta tapi karena covid terkena refocusing untuk membeli sembako, masker dan BLT. Akhirnya (perbaikan) jalan ditunda,” jelas Didi, dikutip mantrasukabumi.com, dari kanal Youtube, Minggu, 21 Maret 2021.

Baca Juga: Mantan Pengawal Megawati Terbaring Sudah Tak Bernyawa, Ketua DPRD DKI Lihat Langsung ke Rumah Duka

Terkait heboh soal perangkat desa yang memarahi Pak Guru Eko, Didin menjelaskan bahwa itu terjadi akibat kesalahpahaman. Awalnya perangkat desa yang terdiri dari Sekdes, Kaur, Kadus dan Karang Taruna datang untuk meminta penjelasan kepada Pak Eko di sekolahnya.

Saat itu sempat terjadi ketersinggungan perangkat desa akibat jawaban Pak Eko saat ditanya alasan memposting jalan rusak. “Ada kalimat dari Pak Eko yang jadi pemicu. Katanya Pak Eko posting itu untuk main-main, guyon,” katanya.

Meski begitu Didin memastikan hari itu juga masalah telah selesai dan kedua belah pihak bersepakat damai. Namun sehari berselang muncul di media sosial video saat perangkat memarahi Pak Eko yang sebenarnya sudah berakhir damai pada sehari sebelumnya.

“Kita juga tidak membenarkan perlakuan aparat desa pada Pak Eko. Kita hanya mengklarifikasi kenapa terjadi seperti itu. Jadi di hari Rabu itu sudah selesai, sudah islah. Rame perjalanan ini karena ada uploadan video waktu aparat desa marah ada yang posting hari Kamis. Sebenarnya sama Pak Eko sudah selesai,” ucap Didin.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Minta Hadir di Ruang Sidang, Natalius Pigai: yang Paling Mulia di Dunia adalah Keadilan

Ia pun berharap penjelasannya tersebut bisa diterima masyarakat terutama bagi warganet dan tidak ada lagi bullyan terhadap perangkat desa beserta keluarganya seperti yang terjadi saat ini.

Menanggapi hal itu Dedi Mulyadi memberikan saran pada pemerintahan desa untuk tidak terpancing oleh kritik warga. Di era digitalisasi Dedi berharap pemerintah juga turut aktif di media sosial untuk merespon kritik warga.

“Ini kita berbicara metodologi pemerintahan yang sekarang sudah berbasis teknologi atau IT. Karena berbasis IT kalau ada postingan enggak usah didatangi tapi jawab lagi lewat IT lagi. Misal desa ini jalannya berlubang kan desa punya FB atau perangkat desa tinggal jelasin,” kata Dedi Mulyadi.

Sebagai mantan Bupati Purwakarta dua periode, Dedi pun turut merasakan langsung permasalahan sering terjadi di pemerintahan desa yang bersentuhan langsung dengan warga. Sehingga semangat pemerintahan desa harus tetap terjaga untuk setia melayani warga di tengah berbagai cibiran.

Baca Juga: 70 Ribu Malaikat Memohonkan Ampunan bagi yang Menjenguk Orang Sakit 

“Pemdes itu satu, bersentuhan langsung dengan masyarakat, dua uang terbatas, tiga aparat desa punya mobil atau bangun rumah kelihatan selalu jadi tuduhan publik. Jadi kepala desa mah alus tara dipuji, goreng bagian gorengna,” ujar Dedi.

Dalam kesempatan itu Dedi berharap pemerintah memberikan diskresi pada desa soal pengelolaan keuangan di era pandemi Covid-19 seperti saat ini. Sebab tidak semua desa terdampak Covid-19 sehingga anggaran tidak perlu dilakukan refocusing.

Dedi Mulyadi mengatakan, diskresi diberikan pada desa yang masih bertahan dan warganya tidak terdampak Covid-19. Sehingga dana desa yang seharusnya untuk pembangunan infrastruktur tidak dialihkan pada hal yang bersifat bantuan masyarakat.

“Diskresinya kalau desa tidak lagi terdampak covid, ekonominya jalan baik ya sudah anggaran diarahkan pada infrastruktur. Karena saya baca di berbagai media termasuk medsos yang diomongin itu cuma satu yaitu jalan bolong. Diskresi diserahkan pada musyawarah desa. Sekarang infrastruktur diperbaiki sebagai penggerak ekonomi. Dari pada uang dibagi-bagi hanya cukup 3 hari,” ujar Dedi Mulyadi.

Seperti diketahui, sempat viral video unggahan jalan rusak di Desa Cijalingan Sukabumi, disusul dengan hebohnya video perangkat desa memarahi pak Eko yang unggah jalan rusak mengundang reaksi berbagai kalangan salah satunya Dedi Mulyadi yang juga anggota DPR RI dan mantan bupati Purwakarta dua periode.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah