Soroti Rencana Impor Beras, Mardani Ali Sera: Jangan Korbankan Petani, Kualitas dan Harga Mesti Diakomodasi

- 25 Maret 2021, 10:22 WIB
Mardani Ali Sera./
Mardani Ali Sera./ /ANTARA/Abdu Faisal

MANTRA SUKABUMI - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menanggapi soal rencana impor beras 1 juta ton oleh pemerintah.

Menurut Mardani Ali Sera, kebijakan impor kadang kala bisa memenuhi kebutuhan, baik dari segi kualitas maupun harga.

Akan tetapi, dirinya meminta agar pemerintah dalam hal ini tidak mengorbankan petani, sebab menurutnya kedua kepentingan tersebut mesti diakomodasi secara adil.

 Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Ridwan Kamil: Kampung Adat Ciptagelar Andalan Sukabumi di Kawasan Geopark Ciletuh

Hal itu disampaikan oleh Mardani Ali Sera melalui cuitan di akun Twitter miliknya, pada Kamis 5 Maret 2021.

“Memang impor terkadang bisa memenuhi kebutuhan kualitas maupun harga tertentu,” kata Mardani Ali Sera.

“Namun jangan korbankan petani, kedua kepentingan tersebut mesti diakomodasi secara adil,” lanjutnya, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan di akun Twitter @MardaniAliSera.

Dirinya kemudian meminta agar pemerintah bisa menyeimbangkan beberapa sektor lain, diantaranya sektor ekonomi, efisiensi teknis, hingga aspek sosial.

“Pemerintah harus bisa menyeimbangkan antara ekonomi, efisiensi teknis sampai aspek sosial,” jelasnya.

 Baca Juga: Ramalan 5 Zodiak Kesehatan Kamis 25 Maret 2021: Aries Butuh Perhatian, Virgo Akan Santai di Malam Hari

Dirinya kemudian menyinggung soal pengalaman impor beras pada periode 2018 lalu. Menurutnya, dari 1,785 jua ton beras hasil impor, masih ada sekitar 106.642 ton stok beras tersisa.

Dirinya kemudian mengatakan bahwa pihak Bulog memberikan pernyataan jika beras hasil impor periode 2018 tersebut sudah turun mutunya.

“Ingat pengalaman 2018, dari 1,785 juta ton beras yang diimpor, saat ini masih tersisa 106.642 ton. Bulog menyatakan beras tsb sudah turun mutunya,” jelas Mardani.

Mardani Ali Sera kemudian menyatakan bahwa impor beras bukanlah solusi persoalan kesenjangan stok beras antar daerah.

“Impor bukan solusi atas persoalan kesenjangan stok beras antar daerah,” ungkapnya.

“Disaat panen mestinya distribusi diperkuat sampai stok bisa disalurkan ke daerah yang defisit,” lanjutnya dalam cuitan lain.

 Baca Juga: Cuaca Kamis 25 Maret 2021, BMKG Rilis 10 Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan dan Kilat

Baca Juga: Segera Klaim, Kode Redeem FF Hari ini, 25 Maret 2021 Terbaru dan Valid dari Garena Free Fire

Dirinya kemudian mengatakan bahwa pemerintah bisa belajar dari rencana impor beras bahwa audit produksi, konsumsi dan kebutuhan komoditas perlu dilakukan terhadap rencana impor.

“Lakukan secara transparan tiap tahunnya, diiringi evaluasi kebijakan perdagangan kita. Dari data audit tersebut, strategi perdagangan bisa disusun untuk menghasilkan surplus dikemudian hari,” jelasnya.

Dirinya juga mempertanyakan bagaimana cara pemerintah menyediakan dana untuk impor beras, terutama di masa pandemi Covid-19.

Menurutnya, jika rencana impor bukan hal utama, maka sebaiknya hal itu tidak dilakukan.

“Dengan APBN yang makin berat di masa pandemi, bagaimana menyediakan dana untuk impor? First thing first, jika bukan hal utama, untuk apa dilakukan,” katanya.

“Pak @jokowi juga kerap mengungkapkan, ‘Jangan buat kegaduhan baru.’ Impor beras adalah bagian noise tanpa voice yang berarti jika melihat kondisi saat ini,” pungkasnya.***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah