Jokowi Dihadapan Presiden AS Joe Biden Tegaskan Tiga Pemikiran Terkait Isu Perubahan Iklim

- 23 April 2021, 08:43 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim dan miliki cara jitu perlambat perubahan iklim.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim dan miliki cara jitu perlambat perubahan iklim. /Humas Kemensetneg

Sebagai negara kepulauan terbesar dan pemilik hutan tropis, penanganan perubahan iklim adalah kepentingan nasional Indonesia. Melalui kebijakan, pemberdayaan, dan penegakkan hukum, laju deforestasi Indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir.

"Penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut mencapai 66 juta hektare, lebih luas dari gabungan luas Inggris dan Norwegia. Penurunan kebakaran hutan hingga sebesar 82 persen di saat beberapa kawasan di Amerika, Australia, dan Eropa mengalami peningkatan terluas," ujar Jokowi.

Kedua, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin untuk memajukan pembangunan hijau untuk dunia yang lebih baik.

Baca Juga: Tanggapi Pertemuan AHY dan Presiden PKS, Ferdinand: Saya Tertawa dengan Pelawak-pelawak Demokrasi ini

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia telah memutakhirkan kontribusi yang ditentukan secara nasional (nationally determined contributions/NDC) untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim.

"Negara berkembang akan melakukan ambisi serupa jika komitmen negara maju kredibel disertai dukungan riil. Dukungan dan pemenuhan komitmen negara-negara maju sangat diperlukan," imbuhnya.

Ketiga, untuk mencapai target Persetujuan Paris dan agenda bersama berikutnya, Presiden Jokowi memandang bahwa kemitraan global harus diperkuat. Kesepahaman dan strategi perlu dibangun di dalam mencapai net zero emission dan menuju UNFCCC COP-26 Glasgow.

Baca Juga: Kapal KRI Nanggala 402 Belum Ditemukan, Natalius Pigai: Saya Punya Argumentasi Kritis Namun Saya Tahan

Indonesia sendiri sedang mempercepat pilot percontohan net zero emission antara lain dengan membangun Indonesia Green Industrial Park seluas 12.500 hektare di Kalimantan Utara yang akan menjadi yang terbesar di dunia.

"Kami sedang melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 620 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia dengan daya serap karbon mencapai empat kali lipat dibanding hutan tropis. Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi, termasuk investasi untuk transisi energi," jelas Jokowi.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah