MANTRA SUKABUMI - Filsuf Rocky Gerung menanggapi karangan bunga di Mabes Polri yang dikirim usai penangkapan eks petinggi FPI, Munarman.
Terkait karangan bunga soal Munarman itu, Rocky Gerung menganggap tindakan tersebut sebagai tindakan yang provokatif.
Rocky Gerung pun menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah gagal, karena banyak yang mengirim karangan bunga bahkan sebelum Munarman disidangkan.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Melalui akun YouTube pribadinya, Rocky Gerung mengatakan bangsa Indonesia telah terpecah karena adanya karangan bunga untuk Munarman.
"Bangsa ini terpecah karena bunga yang dikirim di situ ada yang seperti berbunyi nyukurin Munarman," ujarnya dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan YouTube Rocky Gerung pada 29 April 2021.
Ia menganggap jika tugas Polri untuk menegakan hukum, dan juga mencurigai orang bahkan untuk menangkapnya.
"Jadi buat apa dikirimin bunga kesitu, apalagi bunga yang insinuatif," lanjut Rocky Gerung.
Baca Juga: Menhan Bongkar Dalang Tenggelamnya KRI Nanggala 402 dan Singgung Rudal Milik China, Cek Faktanya
Rocky Gerung menambahkan, terdapat karangan bunga yang mengatakan 'Selamat menikmati penjara', bahkan sebelum Munarman disidangkan.
"Jadi terlihat bahwa saya selalu ingin katakan, Presiden ini gagal untuk merawat kebersamaan," tambahnya.
Menurutnya, banyak orang yang menganggap bahwa karangan bunga itu dikirim oleh para buzzer, terlebih polanya sama dengan kasus-kasus sebelumnya.
"Jadi terlihat bahwa dendam itu berjalan lebih cepat dari humanity, dari solidaritas," ucap Rocky Gerung.
Baca Juga: Komandan KRI Nanggala 402 Sempat Curhat kepada Wartawan: Gue Kebat-kebit Bertugas di Kapal Selam Tua
Dirinya menganggap, bahwa keadaan semacam ini bukan sekedar membahayakan, tapi membuyarkan ide tentang kebersamaan di Indonesia.
"Jadi dari awal ide ke-Indonesia-an sudah buyar, karena sisa peradaban perkelahian Pilpres itu tidak diselesaikan oleh Presiden," katanya.
Dengan kata lain, lanjut Rocky Gerung, negara melakukan pembiaran terhadap orang-orang yang ingin merusak persahabatan warga negara.
"Itu jelas bunga yang provokatif, dan itu tidak layak diperlihatkan oleh manusia yang mengerti asal usul persahabatan di dalam perbedaan politik bahkan," pungkasnya.***