Network
MANTRA SUKABUMI - Politisi Partai Demokrat Yan Harahap tanggapi soal pernyataan Kepala Staf Presiden Jokowi, Moeldoko.
Yan Harahap singgung soal Moeldoko yang mengaku tidak izin Presiden Jokowi saat jadi Ketum KLB Sibolangit.
Padahal Yan Harahap menyampaikan bahwa pada saat itu Moeldoko mengaku dirinya sudah dapat restu Jokowi.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Baca Juga: Pengunjung Tanah Abang Membludak, Rocky Gerung: Ibu Sri Mulyani Mesti Ditangkap karena Nyuruh Berkerumun
"Padahal kepada para kader PD ia menyebut sudah dapat restu," ucap Yan, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @YanHarahap, pada Selasa, 4 Mei 2021.
Yan Harahap pun menyampaikan bahwa hal itu menjadi alasan Partai Demokrat mengirim surat kepada Presiden.
"Makanya PD berkirim surat ke Presiden menanyakan hal itu," ungkap Yan Harahap.
Namun akhirnya Moeldoko mengaku bahwa dirinya berbohong karena tak dapat restu dari Presiden.
Baca Juga: Demokrat Protes ke Jokowi: Sudahkah Anda Melihat Ujung dan Batas Pembasmian KKB
"Akhirnya ngaku. Ternyata bohong. Kok ‘pembohong’ dibiarkan ‘bercokol’ di Istana?," kata Yan.
Sebelumnya Yan Harahap juga tanggapi soal ketidak hadiran kubu KLB Sibolangit KSP Moeldoko.
Dimana sebelumnya telah diagendakan sidang gugatan AD/ART Partai Demokrat, namun ditunda kembali karena ketidakhadiran kubu Moeldoko.
Yan Harahap pun turut bersuara menanggapi ketidak hadiran kembali kubu Moeldoko yang telah melakukan KLB pada partainya itu.
"Gerombolan begal mangkir lagi," ucap YAH, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @YanHarahap, pada Rabu, 28 April 2021.
Baca Juga: Pakar Telematika Ungkap Sosok Penampakan yang Terlihat di Meja Presiden Jokowi
Seperti diketahui sebelumnya, kubu KLB Moeldoko telah dinyatakan gagal atas upaya pengkudetaan partai Demokrat.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh pemerintah melalui Menkumham pada konferensi pers.***
