Sejarah Singkat Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Sedunia, Disertai Pendirinya

- 8 Mei 2021, 08:50 WIB
Ilustrasi:  Hari Palang Merah dan Hari Sabit Merah Sedunia
Ilustrasi: Hari Palang Merah dan Hari Sabit Merah Sedunia /Pixabay/PublicDomainPictures



MANTRA SUKABUMI - Hari Palang Merah Internasional diperingati pada tanggal 8 Mei setiap tahunnya.

Ditetapkannya 8 Mei sebagai Sejarah Hari Palang Merah Internasional atau bulan Sabit Merah Sedunia karena merupakan hari lahir Bapak Palang Merah.

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah internasional merupakan salah satu organisasi kemanusiaan terbesar di dunia. Gerakan Palang Merah memiliki sejarah yang panjang.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Disela Kunjungannya ke Balai Kota, Anies Baswedan Tanya AHY: Bro Masih Ada Tukang Begal Gak?

Untuk lebih jelasnya lagi, simak sejarah hari Palang Merah Internasional dan bulan Sabit Merah di bawah ini.

Dilansir mantrasukabumi.com dari pmimedan.or.id pada Sabtu 8 Mei 2021, berikut ini sejarah hari Palang Merah Internasional dan bulan Sabit Merah di bawah ini disertai pendirinya.
 
Jean Henry Dunant ini lahir pada tanggal 8 Mei 1828 di Geneva, Switzerland. Beliau merupakan seorang pengusaha sekaligus seorang aktivis sosial yang berasal dari Swiss.

Beliaulah yang menginspirasi sehingga terbentuklah Komite Internasional Palang Merah(ICRC) pada tahun 1863.

Berkat gagasannya ini Dunant mendapatkan nobel perdamaian pada tahun 1901. Maka dari itu pada tanggal 8 Mei diperingati sebagai hari Palang Merah Internasional untuk menghargai jasa dari bapak Palang Merah Sedunia.

Baca Juga: Imam Masjid Dipukul Pria Tak Dikenal saat Sedang Shalat Berjamaah, Pelaku Diamuk Massa

Sejarah lengkap lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional adalah pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan.

Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III.

Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut.

Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul “Kenangan dari Solferino”, yang menggemparkan seluruh Eropa.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Bantuan BPUM UMKM, Lewat Link ini Salah Satunya

Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan:

Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.

Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut.

Mereka bersama-sama membentuk “Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera”, yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).

Baca Juga: Enzy Storia Murka pada Netizen yang Jadikan Fotonya Sebagai Fantasi Seks: Gue Cari Sampai Ketemu di Kepolisian

Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang.

Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya “Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang”.

Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah.

Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah