Kejutkan Publik, Profesor UI Tunjukkan Hasil CTScan Ada Gumpalan di Jantung Usai Vaksinasi

- 21 Juni 2021, 06:29 WIB
Kejutkan Publik, Profesor UI Tunjukkan Hasil CTS can Ada Gumpalan di Jantung Usai Vaksinasi
Kejutkan Publik, Profesor UI Tunjukkan Hasil CTS can Ada Gumpalan di Jantung Usai Vaksinasi /Mantrasukabumi/@Ronnie_Rusli

MANTRA SUKABUMI - Kejutkan publik, Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Profesor Ronnie H Rusli menunjukkan sebuah hasil CT Scan.

Prof Ronnie H Rusli mengungkapkan bahwa setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA hasil CT Scan menunjukkan ada sebuah gumpalan di jantung.

Prof Ronnie H Rusli menyebut terjadi inflamasi di jantung dan lymphadenopathy terdeteksi dengan 18-FDG-PET-CT Scan.

Baca Juga: Tak Perlu Dibentak Apalagi Dipukul, Begini Cara Nasehati Anak agar Nurut pada Orang Tua

Baca Juga: Kepergok Mencuri Minyak Kayu Putih, Kakek Tua Dipukuli sampai Menangis Ketakutan, Netizen Geram

"Setelah vaksinasi dengan vaksin dNA terjadi inflamasi di jantung dan lymphadenopathy terdeteksi dengan 18-FDG-PET-CT Scan," tulis Prof Ronnie seperti dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan akun twitter @Ronnie_Rusli pada Senin, 21 Juni 2021.

Kejutkan Publik, Profesor UI Tunjukkan Hasil CTS can Ada Gumpalan di Jantung Usai Vaksinasi
Kejutkan Publik, Profesor UI Tunjukkan Hasil CTS can Ada Gumpalan di Jantung Usai Vaksinasi @Ronnie_Rusli

Prof Ronnie mempersilahkan jika ada yang ingin melakukan bantahan padanya, dengan syarat menunjukkan bukti secara scientific.

"Memang data menunjukkan terjadi penggumpalan darah sesuai sebab-akibatnya (kalau mau bantah tunjukkan bukti bantahan secara Scientific)," tulisnya.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 21 Juni 2021, Maharani Berikan Al Majalah, Elsa Gagal Lolos dari Tuduhan Andin

Prof Ronnie menuturkan bahwa alat 18-FDG-PET-CT Scan merupakan alat untuk deteksi penyebaran cancer paling ampuh.

Ia pun menjelaskan bahwa penyakit cancer suka terhadap konsumsi glukosa.

"Alat 18-FDG-PET-CT Scan untuk deteksi penyebaran cancer paling ampuh setelah tubuh di injeksi dengan "short Life radioactive glucosa" karena cancer demen banget konsumsi sugar/glucosa," ujarnya.

"Alat ini hanya ada 4 di Jakarta. Juga mahal sekali pakai untuk tubuh Rp14juta hanya untuk deteksi penyebaran cancer," tuturnya.

"Penyakit Cancer biangnya mahal, tidak garansi panjang umur," sambungnya.

Baca Juga: Ramai Qodari Dukung 3 Periode, Secara Mengejutkan Natalius Pigai Sarankan Ini pada Jokowi

Ia pun menjelaskan betapa mahalnya biaya pengobatan cancer.

"1x suntik immunotherapy pembrolizumab Rp64juta perlu 10 kali untuk Ca paru-2, belum lagi Irradiation treatment pakai IMRT dan bedah dengan VAT untuk ambil tumor-tumornya," jelas Guru Besar UI itu.

"Juga gak ada jaminan umur bisa panjang karena rokok. Better quit ASAP," tandasnya.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah