Seperti diberitakan, dorongan penerapan lockdown disuarakan berbagai pihak setelah kasus Covid-19 melonjak tinggi.
Salah satunya disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan PB IDI Prof Dr dr Zubairi Djoerban.
Zubairi Djoerban mengakui meskipun kebijakan lockdown tidak populer di Indonesia, namun kebijakan itu diterapkan beberapa negara dan efektif.
Dirinya memberikan contoh India yang sempat terjadi lonjakan mengerikan hingga 400 ribu kasus per hari turun menjadi 70 ribu.
Karena itulah lanjut Zubairi, pandemi Covid-19 ini akan sulit terkendali jika jarak sosial ekstrem tidak dilakukan.
"Meski tak populer di Indonesia, namun kebijakan lockdown terbukti efektif di beberapa negara. Sebut saja di India, yang dari 400 ribu kasus per hari, turun menjadi 70 ribu. Saya rasa, pandemi akan sulit terkendali jika jarak sosial ekstrem tidak dipraktikkan," lanjutnya.
Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Tunjuk Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva Jadi Komisaris Utama Jakpro
Zubairi juga menegaskan alasan kebijakan lockdown mesti diambil pemerintah yakni karena pandemi Covid-19 sedang serius sehingga dibutuhkan pembatasan pergerakan.
Selain itu, rumah sakit yang penuh, kasus melonjak, tenaga kesehatan dan medis banyak yang terpapar juga menjadi alasan lockdown haru segera diterapkan.