Ketua Fraksi PAN Sebut 3 Alasan Pasien Isolasi Mandiri Banyak yang Meninggal Dunia

- 24 Juli 2021, 19:28 WIB
Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay.*
Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay.* /dpr.go.id/Foto: Jaka/Man

MANTRA SUKABUMI - Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay, menyebutkan 3 alasan kematian pasien isolasi mandiri.

Menurut Ketua Fraksi PAN mengatakan bahwa temuan tim Lapor Covid-19, mengenai kematian saat pasien isolasi mandiri.

Bahwa mencatat terdapat 2.313 pasien isolasi mandiri Covid-19 meninggal dunia di luar rumah sakit.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Menurut Ketya Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay perlu menjadi perhatian semua pihak.

Pasalnya, temuan ini menunjukkan berbagai kelemahan dalam penanganan orang yang terpapar.

Apalagi, data yang disampaikan tersebut bisa saja berbeda dengan data yang dimiliki pemerintah.

Dari temuan tersebut, menurut Saleh, setidaknya menunjukkan beberapa titik lemah penanganan Covid-19 di Indonesia, dikutip mantrasukabumi.com dari akun resmi fraksipan.com pada 24 Juli 2021.

Pertama, rumah-rumah sakit dan fasilitas kesehatan tidak mampu menampung semua yang terpapar. Terbukti, banyaknya yang dirawat di luar rumah sakit.

Yang meninggal saja kan jumlahnya mencapai 2.313. Pasti jumlah yang isoman berkali-kali lipat dari jumlah itu.

"Kebanyakan dari mereka itu memilih isoman karena tidak tertampung di rumah-rumah sakit dan faskes-faskes yang ada,” kata Saleh dalam siaran persnya.

Kedua, fenomena ini juga menunjukkan keterbatasan tenaga medis yang tersedia.

Buktinya, LaporCovid-19 menjelaskan bahwa mereka yang isoman tersebut tidak pernah didatangi atau dihubungi pihak tenaga medis.

Ini bisa jadi karena tenaga medis yang ada terkonsentrasi di rumah-rumah sakit dan faskes-faskes.

Kita sangat sedih melihat fakta ini. Sebab, mereka yang mendapat perhatian dan pengobatan serius pun banyak yang tidak bisa tertolong.

"Apalagi yang tidak diperhatikan dan tidak menerima pengobatan yang memadai,” ungkap anggota Komisi IX DPR itu.

Baca Juga: PAN Beri Sanksi Tegas Anggota Dewan yang Tembok Pintu Masuk Rumah Tahfidz: Bisa PAW dan Pemecatan

Ketiga, data yang disampaikan ini menunjukkan adanya kelemahan dari sisi pendataan.

Artinya, petugas yang semestinya mendata tidak mampu menjangkau semua yang terpapar.

Ini tentu sangat menyulitkan dalam memetakan zonasi tingkat keterpaparan suatu daerah tertentu.

“Pemetaan itu sangat penting. Dari situ bisa dirumuskan kebijakan terbaik yang mesti diambil dalam skala daerah tertentu. Tanpa pemetaan, tidak jelas arah penanganan yang dilakukan,” kata Saleh.

Terkait laporan ini, Saleh mendesak pemerintah untuk memberikan tanggapan dan respon.

Termasuk langkah-langkah yang akan diambil dalam menyikapi hal tersebut. Jika memungkinkan, perlu dilakukan sinkronisasi data antara yang dimiliki pemerintah dan yang dirilis LaporCovid-19.

“Kita apresiasi apa yang telah dilakukan LaporCovid-19. Semoga saja, apa yang disampaikan tersebut bisa ditindaklanjuti pemerintah.

"Targetnya, seluruh anggota masyarakat bisa memiliki akses penuh terhadap pelayanan kesehatan,” ungkapnya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah