MANTRA SUKABUMI - Ulama kharismatik yang juga sastrawan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus menyampaikan kabar duka.
Kabar duka itu disampaikan Gus Mus atas meninggalnya salah satu tokoh sastra Indonesia Prof Dr Budi Darma yang dikenal pribadi yang lembut dan santun.
Hal tersebut disampaikan Gus Mus melalui akun Twitter pribadinya. Ia menyebut dunia sastra kini kehilangan seorang tokoh besarnya.
Baca Juga: Mbah Moen Sebut 3 Permintaan Rasulullah Dikabulkan, Namun 1 Permohonannya Ditolak Allah
"Dunia sastra sekali lagi kehilangan seorang tokoh besarnya. BUDI DARMA," ujar Gus Mus dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan Gus Mus di akun Instagram pribadinya pada 21 Agustus 2021.
"Seorang sastrawan yang tulisan-tulisannya bisa sangat 'liar', tapi pribadinya lembut dan santun," sambungnya.
Gus Mus lantas mendoakan agar almarhum diampuni segala dosanya dan ditempatkan di tempat yang mulia.
"Allahummaghfir lahu warhamhu wa'ãfihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzülahu waj'alil jannata matswãh. Al-Fãtihah," pungkasnya.
Sebagai informasi, Budi Darma meninggal dunia pada Sabtu, 21 Agustus 2021 pukul 06.00 WIB, di RS Islam A. Yani, Surabaya, Jawa Timur.
Sastrawan yang juga Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu meninggal dalam usia 84 tahun.
Novelnya, Olenka (1983) pernah mendapat penghargaan dalam Hadiah Pertama Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980 dan memperoleh Hadiah Sastra DKJ 1983.
Tak hanya itu, pada tahun 1984 Budi Darman juga menerima Hadiah Sastra ASEAN.
Kabar meninggalnya Budi Darma mendapat tanggapan dari warganet yang merasa kehilangan almarhum.
Baca Juga: Dianggap Hina Nabi Muhammad dan Sebut Tidak Akan Masuk Surga, Pengurus MUI Minta Orang Ini Ditangkap
"Innalillahi wa Innaillaihi Rojiun... Selamat jalan Prof. Dr. BUDI DARMA. Semoga anda senantiasa dalam lindungan Allah SWT... Terima kasih Gus sudah mewartakan.... Saya masih menyimpan karya beliau ORANG ORANG "BLOOMINTON"," tulis @yudi_achdiyan.
"dan OLENKA.... Saya disela kerja saat bujangan pernah mencoba menulis cerpen dengan meniru "gaya bahasa" beliau. Tidak pernah dibaca orang, dan sekarang hilang total karena ditulis dengan mesin tik. Sebenarnya barang antik krn hanya punya satu salinan asli," pungkasnya.***