Dedi Mulyadi Sebut untuk Hidupkan Pancasila di Indonesia Harus Dilakukan Empat Hal ini

- 1 Oktober 2021, 10:30 WIB
Dedi Mulyadi Sebut untuk Hidupkan Pancasila di Indonesia Harus Dilakukan Empat Hal ini.
Dedi Mulyadi Sebut untuk Hidupkan Pancasila di Indonesia Harus Dilakukan Empat Hal ini. /*/Tangkap layar YouTube//KANG DEDI MULYADI CHANNEL

MANTRA SUKABUMI - Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyampaikan pesan dan harapan di momen peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021 ini.

Sebagai toko masyarakat dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dedi Mulyadi sangat tau betul bagai mana cara untuk menguapkan Pancasila di Indonesia.

Menurut Dedi Mulyadi untuk menghidupkan Pancasila di Indonesia harus dilakukan sedikit ada empat hal.

Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Selain itu, pria yang kerap memakai ikat kepala khas Sunda ini juga turut mengenang peristiwa G30 S PKI sebagai sejarah kelam yang menorehkan luka sangat dalam yang telah dialami bangsa Indonesia.

Seperti diketahui, Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober berkaitan dengan peristiwa memilukan yang sempat dialami bangsa ini, yaitu G30 S PKI dengan melakukan penyergapan dan eksekusi enam perwira militer Angkatan Darat.

"Kita sudah melewati masa kelam G30 S PKI yang menorehkan luka yang dalam pada bagian sejarah kehidupan kebangsaan," ujar Dedi Mulyadi seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun instagramnya @dedimulyadi71 pada Jumat, 1 Oktober 2021.

Oleh sebab itulah, suami dari Bupati Kabupaten Purwakarta Anne Ratna Mustika ini berharap penting Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021 ini sebagai momentum untuk memandang masa depan.

"Karena itu, 1 oktober adalah momentum untuk memandang masa depan agar peristiwa kelam itu tidak kembali terulang," lanjut Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Kenang sang Ayah di Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021: Beliau Diracun Mata-mata

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menegaskan untuk menghidupkan Pancasila di Indonesia ini setidaknya harus dilakukan beberapa hal.

"Peletakan dasar ketuhanan dalam hak kemanusiaan, kebersamaan, demokrasi, keadilan hukum dan ekonomi adalah jalan hidup negara Pancasila," tegasnya.

Dedi Mulyadi menambahkan jika hal tersebut tidak bisa dilakukan, maka Pancasila hanya jadi jargon yang tidak memiliki kesaktian.

"Kalau hal ini kita tinggalkan, maka Pancasila hanya menjadi jargon yang hilang kesaktiannya," katanya.

Sebagai informasi, Dedi Mulyadi merupakan anak seorang mantan tentara yang pensiun dini.

Menurut Dedi Mulyadi, sang ayah pensiun dini karena sakit akibat diracun oleh mata-mata Belanda.

"Kebahagiaan yang saya miliki saat peringatan hari kemerdekaan adalah saya masih memiliki seorang ayah. Termasuk, dalam Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke 76 ini," ujar Dedi Mulyadi pada Agustus lalu.

Baca Juga: Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021, Dedi Mulyadi: Momentum untuk Memandang Masa Depan

Dedi pun lantas menceritakan pangkat terakhir sang ayah sebelum akhirnya pensiun adalah Prajurit Kepala atau Praka.

"Saya bermalam agustusan bersama bapak. Saya bangga karena bapak adalah seorang tentara. Pangkat terakhir beliau adalah Praka atau Prajurit Kepala, palangnya itu tiga, pangkat rendah," lanjut Dedi Mulyadi

Menurut Dedi Mulyadi, sang ayah mengalami sakit setelah diracun mata-mata Belanda pada usia 28 tahun.

"Pada usia 28 tahun, beliau terpaksa pensiun karena sakit akibat diracun oleh mata-mata belanda, dia muntah darah di Kecamatan Pagaden Subang,” beber Dedi Mulyadi.

Namun lanjut Dedi Mulyadi, setelah itu ayahnya masih terlibat perang tanpa henti, mulai dari pra kemerdekaan, kemerdekaan sampai fase pemberontakan DI/TII.

"Dia masih ikut operasi DI, teman-temannya meninggal, satu Kompi tinggal bapak saya satu yang sisa, pulang depresi, akhirnya karena depresi di Kompleknya teriak-teriak terus, dikembalikan ke Kampung, sakit," pungkasnya.***

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah