Seharusnya Virus Corona tidak Bisa Hidup di Indonesia, Mengapa? Ini Penjelasan BMKG

- 6 April 2020, 08:39 WIB
Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona /

MANTRA SUKABUMI - Fenomena ancaman penyebaran wabah virus  corona covid-19, mulai membuat resah masyarakat.

Bukti-bukti korban yang terpapar positif dan meninggal dunia, membuat kekhawatiran mereka makin memuncak. Apalagi, perkembangan korban yang makin menunjukan peningkatan jumlah signifikan.

Dalam hal ini pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat mengurangi aktifitas di luar rumah guna mencegah penyebaran lebih luas.

Pandemi virus corona yang masih berlanjut di Indonesia, membuat sejumlah ahli melakukan kajian untuk menelaah lebih dalam agar mendapatkan jalan keluar yang cepat.

Seperti Kajian Tim BMKG yang terdiri dari 11 Doktor di Bidang Meteorologi, Klimatologi dan Matematika serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat.

Baca Juga: Dampak #dirumahaja Gegara Corona, Hotman Paris: Harta Nggak Ada Artinya

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter Humas BMKG, @InfoHumasBMKG pada Sabtu, 4 April 2020 menyebutkan bahwa pandemi virus corona seharusnya tidak dapat hidup di Indonesia.

Alasannya dilihat dari kondisi cuaca atau iklim yang menempatkan Indonesia dalam posisi memungkinkan untuk tak membuat virus corona berkembang lebih lama.

Juga, Indonesia relatif lebih rendah terkena risiko COVID-19 karena faktor kondisi geografi kepulauan yang dimiliki.

"Disampaikan pula bahwa kondisi cuaca/iklim serta kondisi geografi kepulauan di Indonesia, sebenarnya relatif lebih rendah risikonya untuk berkembangnya wabah COVID-19," tulis @InfoHumasBMKG.

Faktanya, virus corona masih tetap berkembang luas di Tanah Air.

Baca Juga: Cek Fakta: Harga Ayam Anjlok di Peternak, Stabil di Pasar, Siapa yang 'Bermain'?

Terbukti dari terus bertambahnya jumlah kasus positif COVID-19 yang diumumkan setiap harinya dengan kasus sembuh dan jumlah kematian yang juga meningkat.

Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia sendiri dinilai mulai terjadi sejak bulan Maret 2020.

Padahal, menurut BMKG, Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan suhu rata-rata berkisar antara 27-30 derajat celcius.

Sementara kelembapan udara berkisar antara 70 - 95 persen, dua kombinasi yang bukan jadi habitat 'mudah' bagi virus.

"Dari kajian literatur sebenarnya (Indonesia) merupakan lingkungan yang cenderung tidak ideal untuk outbreak COVID-19," tulis @InfoHumasBMKG.

Penyebaran virus corona yang sulit dihindari kini, diduga akibat faktor masyarakat yang tak mengikuti sederet imbauan pemerintah maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Rp16,2 Triliun Disiapkan Pemprov Jabar Untuk Atasi Dampak Sosial Virus Corona

"Hal tersebut diduga akibat faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yang lebih kuat berpengaruh, daripada faktor cuaca dalam penyebaran wabah COVID-19 di Indonesia," tambah @InfoHumasBMKG.

Bila masyarakat dapat mengikuti berbagai imbauan yang dilakukan maka kemungkinan peningkatan kasus akan susah terjadi.

Ditambah, Indonesia memiliki suhu dan kelembapan udara sebagai faktor pendukung dalam memitigasi atau mengurangi risiko penyebaran wabah virus corona.

Berdasarkan itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan berbagai upaya menekan COVID-19 di Indonesia yang dapat dilakukan oleh masyarakat luas.

Baca Juga: Tekan Penyebaran Virus Corona, Sterilisasi Perbatasan Sukabumi Terus Digencarkan

"Akhirnya laporan Tim BMKG-UGM merekomendasikan berdasarkan fakta & kajian terhadap beberapa penelitian sebelumnya, bahwa apabila mobilitas penduduk & interaksi sosial ini benar-benar dapat dibatasi, disertai dengan intervensi kesehatan masyarakat," lanjut @InfoHumasBMKG.

BMKG juga menambahkan, masyarakat perlu waspada ketika menginjak bulan April hingga Mei sebab sebagian besar wilayah Indonesia memasuki pergantian musim.

Seperti ditandai dengan merebaknya wabah demam berdarah, sehingga setiap orang diharapkan mampu menjaga kesehatan dan sistem kekebalan tubuh dengan lebih baik.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah