Akan Dimintai Pertanggungjawaban di Akhirat Kelak, Ini Hukum Dzikir Gunakan Jari Tangan

- 11 Mei 2022, 11:30 WIB
Dzikir dan doa. Baca Dzikir Ini 100x Usai Shalat Sunnah Subuh Pahalanya Lebih Besar dari Dunia Seisinya, Rezeki Mengalir Deras
Dzikir dan doa. Baca Dzikir Ini 100x Usai Shalat Sunnah Subuh Pahalanya Lebih Besar dari Dunia Seisinya, Rezeki Mengalir Deras /Pexels/

MANTRA SUKABUMI - Tak sedikit umat muslim yang mengamalkan dzikir menggunakan jari tangan, baik selepas ibadah sholat maupun saat beraktivitas.

Seperti diketahui, setiap perbedaan maupun amalan yang dikerjakan manusia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak, termasuk dzikir menggunakan jari tangan.

Lantas, bagaimana hukum dzikir menggunakan jari tangan? Simak menjelaskan lengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Sholat Sunnah Idul Fitri 1443 H, Lengkap dengan Bacaan Doa Iftitah serta Dzikir

Dilansir mantrasukabumi.com dari Dalam Islam.com pada Selasa, 11 Mei 2021, berikut hukum dzikir menggunakan jari tangan yang harus anda ketahui.

Hukum berdzikir memakai jari sangat disunnahkan atau dianjurkan dalam Islam karena dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Hal ini dikarenakan setiap jari yang digunakan untuk berdzikir akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Sebagaimana dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu‘anhu, beliau menceritakan:

“Saya melihat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghitung dzikir beliau dengan tangannya.” (HR. Ahmad, hasan oleh Syuaib Al-Arnauth)

Kemudian, dari Yusairah seorang wanita Muhajirah, dia berkata

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada kami : “Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilala illallah), dan bertaqdis (mensucikan Allah), dan himpunkanlah (hitunglah) dengan ujung jari jemari kalian karena  itu semua akan ditanya dan diajak bicara, janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Dari hadits tersebut dikatakan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk berdzikir membaca tasbih, tahlil, taqdis dl lain sebagainya menggunakan jari dan hal ini akan menjadi pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Selanjutnya dijelaskan oleh Al Hafidz Ibn Hajar, beliau mengatakan:

“Makna kata ‘al-aqd (menghitung) yang disebutkan pada hadits di atas adalah menghitung jumlah dzikir. Ini merupakan istilah orang Arab, yang bentuknya dengan meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri. Allahu a’alam.” (Nataij Al Afkar fi Takhrij Ahadits Al Adzkar).

Baca Juga: Baca Doa dan Dzikir ini di Malam ke-29 Ramadhan 1443 H, Simak Juga Tata Cara dan Niat Sholat Lailatul Qadar

Maksudnya cara yang digunakan untuk berdzikir menggunakan tasbih yaitu dengan menghitung jumlah dzikir yang dibaca.

Jari kanan digunakan untuk hitungan satuan sedangkan jari tangan kiri untuk menghitung ribuan.

Kemudian Ibnu Alan menjelaskan bahwa ada dua cara al-aqd atau menghitung dengan tangan yaitu menghitung dengan ruas jari atau al-aqd bil mafasil dan menghitung dengan jari atau al-aqd ashabi’. Beliaumengatakan:

“Al-aqd bil mafasil (menghitung dengan ruas jari), bentuknya adalah meletakkan ujung jempol pada setiap ruas, setiap kali membaca dzikir. Sedangkan Al-aqd bil ashabi’ (menghitung dengan jari), bentuknya adalah jari digenggamkan kemudian dibuka satu per satu.”     

Penjelasannya, cara pertama: hitung dengan meletakkan ujung jempol pada setiap ruas jari setiap akan membaca dzikir.

Sedangkan cara keduan yaitu dengan bentuk semua jari dikepal dan ketika akan membaca dzikir satu persatu dibuka.

Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW memerintahkan kepada istri-istrinya dan kaum wanita dari kalangan sahabatnya untuk berdzikir dengan ruas jari.

“Hitunglah (dzikir) itu dengan ruas-ruas jari karena sesungguhnya (ruas-ruas jari) itu akan ditanya dan akan dijadikan dapat berbicara (pada hari kiamat).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi, dihasankan oleh an-Nawawi dan al-Hafizh, al-Albani dalam Silsilah Dho’ifah)

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah berdzikir dengan memakai jari harus menggunakan tangan kanan?

Baca Juga: Malam Ganjil ke 29 Ramadhan 1443 H, Simak Niat dan Tata Cara Sholat Lailatul Qodar Beserta Dzikir Setelahnya

Sebagian ulama menganjurkanketika kita melakukan dzikir dengan jari-jari maka yang digunakan adalah tangan kanan.

Hal ini didasarkan pada perkataan Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu,beliau menceritakan,

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdzikir dengan tangan kanannya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Baihaqi, dishahihkan al-Albani dalam shahih Abu Dawud).  

Atas dasar itulah, sebagian ulama menganjurkanuntuk berdzikir dengan jari tangan kanan.

Hal ini dikarenakan Rasulullah SAW kerap menggunakan anggota badan bagian kanan untukmelakukan hal yang baik.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka mendahulukan bagian yang kanan ketika mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam semua urusan beliau.” (HR. Bukhari).  

Dzikir adalah hal yang sangat baik dan mengerjakannya dengan menggunakan tangan kanan akan jauh lebih baik lagi.

Itulah penjelasan terkait hukum dzikir menggunakan jari tangan, semoga bermanfaat.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: islam.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x