Bantu Penanganan Virus Corona, Kementerian ESDM Gelontorkan Dana Sebesar Rp3,4 triliun

- 29 Juni 2020, 10:31 WIB
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.*
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.* /ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA

Selain itu, ada pula pemblokiran anggaran yang belum memenuhi data dukung hingga penundaan renovasi atau pembangunan gedung.

Khusus untuk pembangunan infrastruktur, kebijakan pemotongan ini diutamakan pada pekerjaan yang tidak mungkin dapat diselesaikan di tahun 2020, tidak mendesak atau bukan untuk wilayah terpencil, kemungkinan kenaikan biaya karena kenaikan kurs/jumlah atau volume target yang melebihi kapasitas dan belum terdapat kepastian lokasi.

Baca Juga: Aksi Bocah Selamatkan Sang Ibu Saat Terjebak dalam Mobil Dapat Pujian Sang Ayah dan Komandan Polisi

"Proyek ini dapat ditunda ke tahun berikutnya atau diperpanjang waktu penyelesaiannya (dari singleyear menjadi multiyears). Yang multiyears diperpanjang ke tahun berikutnya," kata Arifin.

Arifin merinci terjadi beberapa perubahan kegiatan setelah adanya pergeseran pos anggaran, diantaranya di sektor migas dari Rp3,7 triliun menjadi Rp1,9 triliun. Hal ini berdampak pada pembangunan jaringan gas dari awalnya 266.070 Sambungan Rumah Tangga (SR) mejadi 127.864 SR, koverter kit (kit) nelayan jadi 15.000 paket dari 40.000 paket dan konkit petani dari 10.000 paket jadi 7.000 paket. "Konversi minyak tanah ke LPG 3 Kg akan dilakukan di tahun 2021," jelas Arifin.

Di sektor energi terbarukan, beberapa proyek yang dikurangi adalah PLTS Atap perkantoran, gedung sosial, atau rumah ibadah dari 800 unit menjadi 100 unit, Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) dari 45 ribu titik menjadi hanya 1.800 titik, dan revitalisasi PLT EBT dari 24 unit menjadi 7 unit.

Baca Juga: Kuasai Indonesia Cukup Hanya dengan Rp6 Triliun, Refly Harun: Murah Banget

Namun, Kementerian ESDM justru menambah beberapa proyek baru, salah satunya PLTS Atap untuk cold storage sebanyak 14 unit dengan anggaran Rp119,68 miliar. "Anggaran infrastruktur energi baru terbarukan dari Rp1,17 triliun ditetapkan jadi Rp610 miliar," kata Arifin.

Selanjutnya pada infrastruktur geologi, pagu anggaran disesuaikan dari sebelumnya Rp619,08 miliar menjadi Rp387,59 miliar. Dampaknya, pembangunan proyek sumur bor air tanah berubah dari 1000 titik menjadi Rp30 unit dan renovasi pos pengamatan gunung api di 5 unit dari 10 unit.

Arifin dalam kata akhirnya, mengapresiasi hasil raker lanjutan ini dan bersepakat melakukan optimasi anggaran tersebut. "Kami mengapresiasi atas usulan para pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI untuk melakukan refocusing kembali melalui optimalisasi kegiatan infrastruktur APBN-P Kementerian ESDM tahun 2020," pungkas Arifin melanjutkan rapat pada hari berikutnya.**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x