Mungkinkah Ketua KPK Disidang Pelanggaran Kode Etik, Ini Jawaban Dewas

- 4 Agustus 2020, 17:10 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri kepergok naik helikopter mewah
Ketua KPK Firli Bahuri kepergok naik helikopter mewah /H.O MAKI Via Antara/.*/H.O MAKI Via Antara

MANTRA SUKABUMI - Ketua koordinator MAKI Boyamin Saiman mengadukan kejadian Firli Bahuri yang menggunakan helikopter milik perusahaan swasta dalam perjalanan untuk kepentingan pribadinya bersama keluarga dari Palembang ke Baturaja.

Menurutnya, MAKI telah menyampaikan melalui email kepada Dewan Pengawas KPK berisi aduan dugaan pelanggaran kode etik oleh Firli Ketua KPK atas penggunaan helikopter mewah untuk perjalanan dari Palembang ke Baturaja pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 2020 kepada Dewas KPK pada Rabu, (24/06/2020).

Menanggapi hal tersebut, Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku telah mengumpulkan seluruh keterangan dari beberapa pihak terkait perjalanan mewah yang dilakukan oleh ketua KPK Firli Bahuri saat ke Palembang.

Baca Juga: Viral, Pria Ini Jualan Bakso di Puncak Gunung dengan Ketinggian 2.821 meter

Baca Juga: Penutupan Sekolah Jadi Sorotan, PBB: Dunia Hadapi Bencana Generasi

Hal tersebut diungkapkan Tumpak Hatorangan selaku ketua Dewas KPK, ia mengaku bahwa Dewas telah melakukan klarifikasi dan meminta keterangan ke beberapa pihak, termasuk keterangan ketua KPK sendiri.

"Dewas telah melakukan klarifikasi terhadap masalah ini dengan meminta keterangan dari berbagai pihak termasuk dari Firli dan termasuk juga yang lain-lainnya, termasuk yang ada di luar penyedia jasa heli dan saat ini sudah dikumpulkan," kata Tumpak dalam acara kinerja semester I Dewas KPK seperti dikutip dari rri.co.id, Selasa (04/08/2020).

Lebih lanjut, ia mengatakan apabila Dewas menemukan ada dugaan pelanggaran etik, maka Dewas KPK akan melakukan sidang kode etik terhadap Firli Bahuri.
"Dewas akan melakukan pemeriksaan pendahuluan tentang itu dan apabila nanti Dewas dalam pemeriksaan pendahuluan ada pelanggaran etik maka akan kita (Dewas) sidang," kata Tumpak.

Baca Juga: Mengkhawatirkan, 56 Persen Pekerja Adalah Lulusan SMP

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x