Satonda bagi para ilmuwan menjadi model lingkungan kontemporer yang mencerminkan kondisi lautan pada zaman purba.
Letusan Tambora telah menghancurkan hutan di Satonda. Tiadanya pepohonan menyebabkan berkurangnya penguapan, air hujan pun banyak yang terkumpul di kawah. Itu menyebabkan lapisan air bagian atas menjadi lebih tawar.
Pada saat yang sama, sebagian air yang lebih tua dan lebih asin tertekan ke bawah atau keluar danau melalui pori-pori bebatuan vulkanik yang terbuka.
Baca Juga: Hati-hati, Kucing Bisa Menyeret Kita Kedalam Neraka
Dengan tingkat keasinan yang tinggi ini menyebabkan hanya sedikit keragaman vegetasi yang tumbuh di sekitarnya. Salah satunya adalah Kalibuda, pohon endemik Satonda.
Masyarakat di sekitar Satonda menyebut Kalibuda sebagai Pohon Harapan karena dipercaya mampu mengabulkan semua permintaan yang diajukan mereka yang memohon di sekitar pohon.
Caranya dengan menggantungkan batu karang atau benda-benda lain seperti kain, sepatu, kaleng, dan bungkus rokok dengan cara diikatkan di batang Pohon Kalibuda.
Keindahan Terumbu Karang
Tetapi tidak demikian dengan pemandangan bawah laut di perairan sekitar Pulau Satonda. Ada banyak titik penyelaman untuk menyaksikan terumbu karang cantik dan alami serta koleksi ribuan ikan hias aneka jenis.
Pemerintah pun telah menetapkan pulau ini sebagai Taman Wisata Alam Laut (TWAL) pada 1999.
Di sini, di antara padatnya terumbu karang, dapat ditemukan banyak kima dengan jenis Acroporidae, Xenia sp, Favidae, Sarcophyton sp, Labophyton sp, Hetractris crispa, Nephtea sp, Capnella sp, Lemnalia sp, dan Astrospicularis sp.