Memanas, Setelah Diancam Istana, Gatot Nurmantyo Tegaskan KAMI Tidak Akan Jadi Partai

- 2 Oktober 2020, 05:55 WIB
Jenderal Moeldoko (kanan)dan Jenderal Gatot Nurmantyo pada 14 Juli 2015.
Jenderal Moeldoko (kanan)dan Jenderal Gatot Nurmantyo pada 14 Juli 2015. /ANTARA

 


MANTRA SUKABUMI - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) belakangan ini ramai menjadi pembicaraan publik.

Sejak awal deklarasi secara nasional, beberapa deklarasi di beberapa di level bawahnya sempat mengalami penolokan berbagai pihak.

Selain penolakan dari masyarakat. Istana juga mengeluarkan peringatan kepada KAMI untuk tidak memcoba merusak stabilitas keamanan.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Baca Juga: Moeldoko Ancam KAMI, Kalau Paksakan Kehendak Kita Akan Buat Perhitungan

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, bahwa pada prinsipnya tidak ada masalah dengan pembentukan kelompok ini. Bahkan menurutnya siapa saja bisa mengikuti gagasan KAMI jika memang bermanfaat.

Hanya saja, Moeldoko menyebut beda cerita jika kelompok itu memiliki arah untuk memaksakan kehendak.

"Mereka itu bentuknya hanya sekumpulan kepentingan. Silahkan saja, tidak ada yang melarang. Kalau gagasannya bagus, kita ambil. Tetapi kalau arahnya memaksakan kepentingan, akan ada perhitungannya," kata Moeldoko dalam keterangannya, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari RRI pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Moeldoko berpendapat, jika dinamika politik itu selalu berkembang. Ia juga memprediksi, bisa saja kelompok politik lain setelah KAMI muncul.

Moeldoko mengingatkan, jika gagasan yang diusulkan kelompok tersebut sifatnya mengganggu stabilitas politik, maka semua ada resikonya.

Baca Juga: Gawat, 2,4 Juta Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan Tidak Lolos Validasi, Segera Cek Datanya

"Dinamika politik selalu berkembang. Tidak ada namanya dinamika yang stagnan. Setelah ada KAMI, nanti ada KAMU, terus ada apalagi, kan? Kita tidak perlu menyikapi berlebihan sepanjang masih gagasan-gagasan," ujarnya.

"Sepanjang gagasan itu hanya bagian dari demokrasi, silahkan. Tapi jangan coba-coba mengganggu stabilitas politik. Kalau bentuknya sudah mengganggu stabilitas politik, semua ada resikonya. Negara punya kalkulasi dalam menempatkan demokrasi dan stabilitas." Pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo dengan tegas membantah anggapan bahwa KAMI menjadi tunggangan dirinya untuk mencalonkan diri menjadi presiden.

Gatot menegaskan dirinya bersama Farudin, Prof Wahab dan yang lainnya pasti akan akan keluar dari KAMI jika menjadi partai politik.**

Editor: Andriana

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah