Sejarah Jembatan Cikubang, Jalur Kereta Api yang Telah Berusia Sekitar 114 Tahun

- 5 Oktober 2020, 13:50 WIB
Jembatan Cikubang. Rel tua yang masih aktif hingga hari ini. Foto: PT KAI
Jembatan Cikubang. Rel tua yang masih aktif hingga hari ini. Foto: PT KAI /

Menurutnya, pembangunan jalan kereta merupakan bagian dari perubahan teknologi transportasi pada masanya.

Apalagi pembangunan kereta di tanah Priangan oleh Kolonial Hindia Belanda lebih banyak dilatarbelakangi untuk kepentingan ekonomi.

Selain sebagai lintasan utama mengangkut penumpang, kereta juga dipakai untuk membawa hasil perkebunan seperti kina dan teh.

Begitu pula ketika mulai digunakannya lokomotif jenis diesel untuk menggantikan lokomotif uap pada jalur Jakarta-Bandung di era akhir 1950.

Djawatan Kereta Api, cikal bakal PT Kereta Api Indonesia (KAI), mulai melakukan penguatan struktur jembatan di Pulau Jawa, termasuk Jembatan Cikubang.

Penguatan struktur ini juga dilakukan pada 1953 dengan menambah penopang baja pada pilar-pilar Jembatan Cikubang.

Penguatan struktur itu di kemudian hari semakin dirasakan manfaatnya untuk menyambut makin bertambahnya jumlah kereta yang lalu lalang di lintas ini setiap harinya.

Dalam catatan PT KAI, sebelum pandemi Covid-19, setidaknya dalam sehari terdapat 17 rangkaian kereta melakukan perjalanan rute Jakarta-Bandung dan sebaliknya. Itu belum termasuk sedikitnya 20 perjalanan kereta untuk lintas luar Jakarta-Bandung.**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah