Rocky Gerung Anggap Indonesia Telah Mundur 22 Tahun, jika TNI Terlibat dalam Dunia Politik

- 21 November 2020, 10:30 WIB
Rocky Gerung.
Rocky Gerung. /Tangkap layar channel YouTube Fadli Zon Official

MANTRA SUKABUMI - Penurunan baliho dan spanduk bergambar Imam Besar organisasi Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang diperintahkan oleh Panglima Daerah Komando Militer Jaya/Jayakarta, Mayjen TNI Dudung Abdurachman kembali menuai kritik.

Kali ini, komentar datang dari pengamat politik Rocky Gerung, melalui sebuah video yang diunggah pada Sabtu, 21 November 2020 di kanal YouTube Rocky Gerung Official.

Dalam wawancara bersama Hersubeno Arief dalam video tersebut, Rocky menilai inisiatif yang dilakukan oleh Pangdam Jaya terkesan berlebihan.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: Peristiwa Copot Baliho Habib Rizieq oleh TNI, Fahri Hamzah: Tugas TNI Harus Beda dengan Polri

“Menurut saya itu inisiatif yang berlebihan dari Pangdam. Memang, saya anggap Pangdam mungkin merasa terganggu dengan ucapan-ucapan atau peristiwa di Petamburan,” ungkap Rocky seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 21 November 2020.

Rocky menambahkan, peristiwa yang terjadi di Petamburan, Jakarta Pusat, merupakan peristiwa politik, dan TNI seharusnya tetap tunduk pada pemerintah sipil, sesuai janji TNI pada saat Reformasi Indonesia.

“Tetapi, itu adalah peristiwa politik, dan TNI sejak Reformasi sudah mengucapkan janji untuk tunduk pada civilian values, pada pemerintahan sipil, sehingga tidak boleh masuk didalam wilayah yang sifatnya politis,” tambahnya.

Menurut Rocky, keadaan tersebut yang membuat masyarakat sipil, dalam hal ini LSM mengingatkan kembali bahwa kalau ada kejadian TNI terlibat kedalam peristiwa politik, maka Indonesia telah mundur 22 tahun.

Halaman:

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x