Network
MANTRA SUKABUMI - Kemenangan di US Open dielu-elukan pada Minggu 13 September oleh media dan pejabat di Jepang yang secara luas menyambut baik kampanye Naomi untuk korban ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi.
Penyiar publik NHK masuk ke program berita regulernya untuk menyampaikan berita tentang kemenangan Grand Slam terbaru pemain berusia 22 tahun itu, setelah dia mengalahkan Victoria Azarenka 1-6, 6-3, 6-3 untuk menambah kemenangan US Open 2018 dan Australia Open 2019.
"Osaka mencapai prestasi memenangkan rekor gelar ketiga di tunggal Grand Slam sebagai pemain Asia," kata harian Nikkan Sports.
Baca Juga: Perjalanan Karier Cemerlang Naomi Osaka, Sang Juara US Open New York 2020
Baca Juga: Inna Lillahi, Ternyata Ini Jadwal Pencairan BLT Rp 600 Ribu Tahap 3 ke Bank BCA dan Bank Swasta
Petenis nomor satu putra Jepang Kei Nishikori, yang mengundurkan diri dari AS Terbuka setelah tes virus korona positif, memberi selamat kepada sesama pemain atas kemenangannya, men-tweet serangkaian emotikon suka, otot, dan bendera Jepang.
Dikutip mantrasukabumi.com dari CNA, media dan pendukung juga mendukung protes Osaka yang berusia 22 tahun terhadap rasisme di dalam dan di luar pengadilan.
"Kemenangan tersebut mewujudkan perasaan keluarga yang berduka yang berharap dapat mencegah terulangnya tragedi dan mengubah masyarakat," kata harian Mainichi Shimbun.
Osaka berjalan ke pengadilan sebelum final dengan mengenakan topeng bertuliskan nama Tamir Rice, seorang anak laki-laki Afrika-Amerika berusia 12 tahun yang ditembak mati oleh seorang polisi kulit putih di Cleveland, Ohio pada tahun 2014.
