Apa Hubungan Hari Kesaktian Pancasila dengan Tragedi G30S PKI? Begini Sejarahnya

30 September 2021, 06:45 WIB
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober dan Maknanya yang Harus Diketahui /instagram/@jawa.dwip4/

MANTRA SUKABUMI - Peringatan Hari Kesaktian Pancasila biasa dilaksanakan setiap tanggal 1 Oktober yang beriringan dengan Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI.

Hari Kesaktian Pancasila ini diperingati tepat 1 hari setelah tragedi G30S PKI, yakni 1 Oktober.

Lalu apa hubungan hari Kesaktian Pancasila dengan Tragedi G30S PKI ? Berikut mantrasukabumi.com rangkum dari berbagai sumber sejarahnya.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Sebagaimana diketahui di balik peringatan hari Kesaktian Pancasila, ada sebuah tragedi berdarah yang memakan korban jiwa enam jenderal TNI AD dan satu perwira pertama TNI AD, yakni G30S PKI.

Enam jenderal yang gugur dalam tragedi G30S PKI itu yakni Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.

Mereka diculik dan dibunuh pada 30 September 1965 atau yang dikenal sebagai G30S atau Gestapu atau Gestok.

Oleh karena hal itu dalam rangka hari berkabung nasional maka diperingatilah sebagai Hari Kesaktian. Berikut ini beberapa ulasan sejarahnya:

Tragedi G30S PKI

Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI merupakan bagian dari sejarah kelam Indonesia. Pada peristiwa itu enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD menjadi korban.

Mereka diculik, dibunuh kemudian dimasukan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur.

PKI menuduh mereka akan bertindak makar terhadap Soekarno melalui Dewan Jenderal. Jasad mereka akhirnya ditemukan di dalam sumur Lubang Buaya.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Kesaktian Pancasila 2021, Bingkai Foto yang Cocok Dibagikan di Medsos

Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

Usai menculik dan membunuh enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD pada 30 September 1965, pasukan yang dipimpin Letkol Untung keesokan paginya merebut Radio Republik Indonesia (RRI) dan menyebarkan berbagai propaganda.

Namun tidak sampai satu hari, stasiun radio pelat merah itu berhasil direbut kembali oleh Kostrad.

Pemberontakan itu pun berhasil diredam dalam lima hari. Di bawah perintah Mayjen Soeharto.

Adapun sisa-sisa pemberontak diburu ke seluruh penjuru, termasuk Aidit yang diduga otak Gerakan 30 September atau disingkat G30S.

Kemudian jasad para jenderal dan satu perwira pertama itu pun akhirnya berhasil ditemukan di sumur Lubang Buaya, pada 3 Oktober 1965

Mereka kemudian ditetapkan sebagai pahlawan revolusi. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, hari dimana Pancasila memiliki kesaktian yang tidak dapat digantikan oleh paham apapun.

Hari Berkabung Nasional

Ashadi Siregar, Peneliti Media dan Pengajar Jurnalisme mengatakan Hari Kesaktian Pancasila mengandung makna perkabungan nasional.

Menurutnya, kekuatan anti Pancasila atau berbagai pemberontakan, perlu disikapi dengan pemahaman kesejarahan yang bersifat rasional, bukan dengan irasionalitas keyakinan saktinya Pancasila.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Tema Hari Kesaktian Pancasila 1 Juni 2021, Lengkap Link Download Twibbonize Gratis

Setiap keberhasilan dan kegagalan pada hakikatnya berasal dari strategi dan operasi yang dijalankan secara rasional.

Dengan rasionalitas ini pula 1 Oktober dapat disikapi sebagai hari perkabungan nasional, bukan untuk ritual Pancasila.

Meninggalnya sejumlah perwira TNI pada 1 Oktober 1965 merupakan tragedi yang patut dikenang.***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler