Cara Mencegah Perundungan di Sekolah dengan Program Roots, Apa itu Program Roots?

4 Januari 2024, 11:20 WIB
Cara Mencegah Perundungan di Sekolah dengan Program Roots, Apa itu Program Roots? /tangkap layar

MANTRA SUKABUMI - Perundungan atau lebih dikenal dengan sebutan Bullying adalah peristiwa yang sering ditemukan di lingkungan sekolah. 

Tindak perilaku perundungan di sekolah tentunya perlu menjadi perhatian khusus oleh banyak pihak termasuk guru dan orang tua. 

Kendati demikian, kasus perundungan atau Bullying ini dibutuhkan solusi untuk mengatasinya. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Post Test Modul 2 Materi Perkenalan Antar Agen Perubahan Terbaru

Maka ketahui, pengertian Program Roots yang akan digunakan untuk mengatasi perundungan di sekolah.

Dilansir mantrasukabumi.com dari ditsmp.kemdikbud.go.id pada Kamis, 4 Januari 2024 berikut cara mengatasi perundungan di sekolah.

Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya-upaya penanggulangan atau cara mengatasi tindak perundungan di sekolah. Salah satunya adalah dengan menggandeng UNICEF Indonesia untuk bersama-sama membentuk program “Roots”. 

Roots adalah sebuah program pencegahan perundungan berbasis sekolah yang telah telah dikembangkan oleh UNICEF Indonesia sejak tahun 2017 bersama Pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak.

Fokus dari program ini adalah mengatasi perundungan di sekolah dengan melibatkan teman sebaya. 

Beberapa siswa yang memiliki pengaruh terhadap teman-teman di sekolahnya akan dibentuk menjadi agen perubahan yang dapat membawa dampak positif terhadap tindak perundungan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Post Test Modul 2 Materi Memahami Perundungan di Satuan Pendidikan

Selain itu, Program Pencegahan Perundungan (Roots) ini dikembangkan dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan kekerasan antar teman sebaya yang berfokus menciptakan iklim yang aman dan nyaman di sekolah dengan mengaktivasi peran siswa sebagai Agen Perubahan. 

Program ini dilakukan secara daring untuk menyebarkan pesan tentang bahaya perundungan dan konflik di sekolah.

Guru sebagai fasilitator memberikan panduan dan pendampingan untuk menyusun materi kampanye anti perundungan yang dapat digunakan oleh siswa sebagai bentuk prakarya. 

Terdapat 15 sesi pertemuan yang dilakukan siswa untuk menyusun materi kampanye tersebut sehingga siswa dapat membentuk soft skill mereka menjadi remaja yang berperilaku positif.

Detail dari Program Roots, sebagai berikut: 

1. Melakukan Survei

Tahap awal dari Program Roots adalah melakukan survei terhadap para peserta didik dan juga guru seputar perundungan di lingkungan sekolahnya.

Mereka diberikan pertanyaan-pertanyaan simpel mengenai perundungan seperti pernahkan melakukan perundungan, pernahkah menjadi korban perundungan, apa yang dilakukan ketika melihat perundungan, dan sebagainya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Post Test Modul 2 Membangun Jiwa Kepemimpinan dan Komunikasi Efektif pada Agen Perubahan

Survei dilakukan secara anonim agar identitas responden tetap terjaga rahasianya. Dengan dilakukan survei, nantinya bisa diketahui data terkait perundungan yang dapat dijadikan landasan pemetaan tindakan selanjutnya.

2. Pemilihan Agen Perubahan

Pemilihan agen perubahan menggunakan teori jejaring sosial. Metode yang dilakukan adalah setiap peserta didik setiap angkatan diminta menuliskan 10 nama teman terdekatnya. Nantinya akan ada sekitar 40 agen perubahan di sekolah.

Hal ini sangat penting karena dalam jejaring sosial ingin didapat data mengenai peserta didik mana saja yang paling berpengaruh dan paling didengar oleh peserta didik lainnya.

Pemilihan agen perubahan ini bertujuan untuk bisa memengaruhi peserta didik lain agar peduli terhadap kasus perundungan yang terjadi di sekolahnya.

3. Pelatihan Agen Perubahan

Para agen perubahan yang sudah terpilih tadi selanjutnya akan menjalani sesi pelatihan selama 15 pertemuan. Pelatihan ini memberikan materi seputar perundungan kepada agen perubahan. 

Agar efektif, pelatihan dilakukan satu kali dalam seminggu sehingga program ini diestimasikan berjalan selama satu semester.

Di sini, peran fasilitator menjadi kunci dalam sesi pelatihan. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Post Test Modul 1 Topik Pengantar Program Roots Indonesia

Fasilitator bisa berasal dari guru di sekolah ataupun pembina ekstrakurikuler. Namun, fasilitator haruslah sosok yang dekat dan dapat dipercaya oleh para agen perubahan.

4. Kampanye Antiperundungan

Setelah para agen perubahan diberi pelatihan mengenai perundungan, satuan pendidikan bisa merayakan acara puncak dengan mengadakan kampanye antiperundungan. Acara ini wajib diikuti oleh seluruh warga sekolah mulai dari peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan.

Puncak acara dari kampanye ini dapat diselenggarakan dengan berbagai ide kreatif dari para agen perubahan. Bisa berbentuk penandatanganan deklarasi anti perundungan, pertunjukan seni, ataupun ide-ide kreatif lainnya

5. Evaluasi program

Lakukan survei ulang dan evaluasi usai program Roots dijalankan. Apakah ada perubahan pada tingkat kasus perundungan atau tidak. Jika program berhasil, maka kasus perundungan akan turun. 

Namun, apabila ternyata semakin banyak yang melaporkan kasus perundungan bisa juga berarti telah banyak warga sekolah yang semakin peduli dengan masalah perundungan di lingkungannya.

 

Perundungan memang bukanlah masalah yang dapat disepelekan. Oleh karena itu, satuan pendidikan bisa mencoba mengaplikasikan program Roots untuk menekan kasus perundungan di sekolahnya.

 

Itulah yang dimaksud program roots yang mesti diketahui berbagai pihak dalam mengatasi perundungan di sekolah.***





Editor: Ajeng R H

Tags

Terkini

Terpopuler