Bapaknya yang masih duduk senang di atas kursi rotan itu, jadi Menteri Kabupaten di kantor Patih Sumedang ….
Barang dimana ada keramaian di Sumedang atau di desa-desa yang tiada jauh benar dari kota itu, hampir selalu ia keliatan. Istimewa dalam adat kawin, yang diramaikan dengan permainan seperti tari-menari, tayuban, dan lain-lain, tidak berhenti-hentinya. Hampir di dalam segala perkara ia hendak di atas dan terkemuka ….
Rupanya dan cakapnya. Memang ia pantang kerendahan, perkataannya pantang dipatahkan. Meskipun ia hanya berpangkat Menteri Kabupaten.
9. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan cerpen tersebut adalah …
a. orang pertama
b. orang kedua
c. orang ketiga
d. orang pertama dan kedua
e. orang kedua dan ketiga
Jawaban: C
10. Watak tokoh Bapak yang tergambar dalam penggalan roman tersebut adalah ….
a. egois
b. sombong
c. pemarah
d. berani
e. lincah
Jawaban: B
11. Watak tokoh “Bapak” dalam roman tersebut digambarkan dengan ….
a. melalui perbincangan tokoh lain
b. melukiskan jalan pikir tokoh
c. reaksi tokoh terhadap kejadian
d. melukiskan keadaan sekitar pelaku
e. langsung menganalisis watak tokoh
Jawaban: E
12. Listrik sudah empat tahun masuk kampungku dan sudah banyak yang dilakukannya. Kampung seperti mendapat injeksi tenaga baru yang membuatnya menggeliat penuh gairah. Listrik memberi kampungkuh cahaya, musik, es, api, dan angin. Di kampungku listrik juga membunuh bulan di langit. Bulan tidak lagi menarik hati anak-anak. Bulan tidak lagi mampu membuat bayang-bayang pepohonan. Tetapi kampung tidak merasa kehilangan bulan.
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan cerpen di atas adalah ….
a. pengarang sebagai orang pertama pelaku utama
b. pengarang sebagai orang kedua yang serba tahu
c. pengarang sebagai orang pertama pelaku tunggal
d. pengarang sebagai orang pertama pelaku pembantu
e. pengarang sebagai pengamat orang pertama
Jawaban: A