Network
Istrinya menyeka air mata suaminya dengan gerakan tangan yang masih lemah. “Mas, kita punya anak laki-laki, kok. Hanya sajah sudah di pangil tuhan. Tapi kita tetap pernah punya kok Mas”. Istrinya mencoba tersenyum, namun suaranya yang serak tidak dapat menyembunyikan perasaan sedihnya yang mendalam. Istrinyapun tak dapat mencegah bulir-bulir hangat itu berebutan keluar dari kedua matanya yang redup.
Dikutip dari : Benny Arnas, “Tak Cukup Air Mata” dalam Sejumlah Alasan Mengapa Tiap Anak Sebaiknya Melahirkan Seorang Ibu, Yogyakarta, Diva Press, 2017.
9. Nilai yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah….
a.Selalu berdamai dengan keadaan yang dihadapi.
b.Tidak pernah menyesali keputusan yang diambil.
c. Menerima takdir Tuhan dengan ikhlas.
d. Terus berusaha tanpa mengenal menyerah.
Jawaban: c
10. Masalah dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
a. Pasangan suami istri tersebut ingin mempunyai anak laki-laki.
b. Anak yang dilahirkan oleh tokoh istri adalah anak perempuan.
c. Pasangan suami istri tersebut selalu dikaruniai anak perempuan.
d. Anak laki-laki yang dilahirkan tokoh istri meninggal dunia.
Jawaban: d
Untuk soal nomor 11 sampai dengan nomor 14, perhatikan bacaan berikut!
Dr. Ilham Patu, ketua informasi dan Surveilans KLB di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso, menuturkan, Riska masuk RS Islam Cempaka Putih, pada hari Kamis, 8 September silam karena menderita “morbili” atau campak. Riska diizinkan pulang setelah dirawat selama empat hari. Namun, baru tiga hari dirumah, Riska kembali masuk rumah sakit. Kali ini pasien menderita demam, batuk, dan sesak nafas.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dengan foto thorax di RS Islam, hasilnya ditemukan dugaan adanya sebaran vius. Jumat, 16 September, sampel darah Riska diperiksa di laboratorium. Hasilnya terjadi penurunan leukosit (sel darah putih), normalnya 21.500 turun hingga 2.700. pada pemeriksaan limposit sudah berkurang dari 25 menjadi 13. Dengan hasil pemeriksaan itu, Riska diduga mengidap infeksi flu burung,” papar Ilham.
Meski korban flu burung terus bertambah, para ahli termasuk dr. Ilham Patu, menganjurkan agar warga tidak perlu panik. Masyarakat pun masih dapat mengonsumsi daging ayam.
