Otoy hanya ingin melihat tembok yang awalnya berlumut tidak enak dipandang menjadi terlihat indah.
"Tentu tujuannya bukan merusak, tapi agar terlihat indah saat di pandang," katanya.
"Saya sendiri suka miris lihat tembok milik pemerintah di corat coret tidak jelas, seperti yang taman Bappeda di depan DPRD, masih baru tapi di corat coret oleh tangan jahil," ujarnya.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Gempa Guncang Sukabumi, Simak Penjelasan BMKG
Dari mana biaya untuk membuat mural ini?
Otoy mengaku ia merogok kocek sendiri untuk membeli kebutuhan membuat mural. Seperti cat, kuas dan perlengkapan lainnya.
"Peralatan saya beli sendiri, alhamdulillah juga tidak ada yang negur dari pihak pemerintah, justru banyak dari mereka yang ingin dibuatkan di rumahnya. Kalau ada yang negur saya juga sadar ini tembok milik pemerintah. Tapi, kalau kumuh, kan kelihatannya jelek," urainya.
Baca Juga: Bangunan Sekolah di Waluran Ambruk setelah Diguncang Gempa
Otoy berharap ada perhatian dari Pemerintah untuk memfasilitasi orang-orang kreatif tempat membuat mural. Ia juga berharap gambar muralnya bisa menjadi inspirasi.
"Saya berharap jadi inspirasi bagi mereka, tidak lupa juga saya berharap pemerintah bisa melirik dan mempasilitasi, agar mereka yang punya keahlian seperti ini ada tempatnya," pungkasnya.**