Hindari Paksakan Kehendak Allah SWT Sama dengan Keinginan Manusia, Gus Baha: Jangan Mau Jadi Ekstrim

26 November 2021, 21:56 WIB
Hindari Paksakan Kehendak Allah SWT Sama dengan Keinginan Manusia, Gus Baha: Jangan Mau Jadi Ekstrim./* /Pexels.com/Konevi

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha sampaikan tidak memaksakan kehendak Allah SWT sama dengan keinginan manusia, karena bila terjadi berarti sama dengan ekstrim.

Gus Baha memberikan contoh misalnya dalam penyematan sifat Allah SWT kepada orang munafik, lalu ada yang mengatakan pasti akan disiksa karena kurang ajar.

Menurut Gus Baha menyematkan sifat bagi Allah SWT langsung mengarah adalah kesalahan karena Tuhan Yang Maha Esa itu juga memiliki sifat menerima taubat.

Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Gus Baha lalu membaca ayat yang menjadi dasar pendapatnya tersebut, dimana Allah SWT akan mengazab orang munafik sesuai kehendakNya atau mengampuni.

Kemudian Gus Baha mengatakan jika ada yang menyampaikan bahwa sikap tersebut tidak jelas, maka jawab saja semua terserah Allah SWT tidak perlu memaksa.

"Makanya jangan mau jadi ekstrim, berfikirlah," jelas Gus Baha seperti dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube Kunci Soargo pada 25 Oktober 2021.

Sebenarnya sebelum sampai pada penyelesaiannya yang terakhir ini, Gus Baha membahas tentang ciri utama apa yang disebut mukhlashin atau artinya orang baik.

Ciri utama tersebut yaitu orang-orang mukhlashin itu membersihkan atau mensucikan Allah SWT dari kesalahan-kesalahan penyematan sifat bagiNya karena tidak sesuai.

Gus Baha juga sempat menyampaikan salah satu dari penyematan sifat bagi Allah SWT yang benar yang ada di dalam Al-Qur'an yaitu di dalam surat pendek Al Ikhlas.

Ayat tersebut berbunyi lam yalid wa lam yulad yang mana menyematkan sifat kepada Allah SWT tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Itulah ketegasan yang Islam ajarkan.

Baca Juga: Jangan Coba-coba Poligami Sebelum Simak Penjelasan Gus Baha, Supaya Paham

Lalu dalam penyematan sifat bagi Allah SWT saat ada orang yang bersikap munafik dalam agama Islam, maka Gus Baha membacakan QS Al Ahzab ayat 24 yang kandungan menjadi dasar.

لِيَجْزِيَ اللَّهُ الصَّادِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ إِنْ شَاءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Gus Baha secara pribadi sebenarnya sama dengan kebanyakan kaum muslimin yang marah ketika ada orang munafik, menurutnya Umar bin Khattabpun juga begitu.

Umar bin Khattab bahkan mengatakan 'biarkan aku memenggal lehernya', tetapi Rasulullah SAW melarang disebabkan seperti yang tersebut pada ayat surat Al Ahzab ayat 24.

Terbukti di zaman Rasulullah SAW setelah peristiwa perang Uhud, pembesar-pembesar kaum kafir di antaranya Abu Sufyan, Khalid bin Walid, dan Wahsyi semua masuk Islam.

Walaupun ada juga yang masih tetap pada kekafirannya. Maka dari itu serahkan saja semuanya kepada Allah SWT mau menyiksa atau mengampuni.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler