Ilmuwan NASA Lihat Kemunculan Flare Matahari Sejak 2017

1 Juni 2020, 12:23 WIB
Semburan Matahari terbesar sejak 2017 disaksikan oleh NASA. //NASA

MANTRA SUKABUMI - Ilmuwan NASA baru-baru ini melihat kemunculan semburan api matahari terbesar yang dimana terlihat sejak tahun 2017 yang lalu. 

Kemunculan semburan api matahari disebut flare matahari kini sering dikaitkan dengan adanya peningkatan aktivitas bintik matahari, dimana bintik-bintik gelap muncul di permukaannya. 

Diketahui bahwa flare matahari ini berpotensi bisa merusak komunikasi satelit dan juga jaringan listrik di bumi.

Namun, informasinya, flare ini belum melewati ambang batas yang ditetapkan oleh Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa pemerintah Amerika Serikat. 

Flare itu menarik, karena menunjukkan bahwa Matahari mungkin memasuki fase baru dari siklusnya, sebagaimana dilansir
dari Digital Trends.

Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 981, Jadwal Rilis dan Riview Chapter 980

Jumlah bintik matahari dan  as flare matahari berubah selama siklus aktivitas matahari bervariasi

Aktivitas Matahari bervariasi selama siklus 11 tahun, di mana jumlah bintik matahari dan jumlah aktivitas flare Matahari berubah.

Matahari diperkirakan saat ini berada dalam periode aktivitas minimal, yang disebut minimum Matahari.

Kemunculan semburan Matahari besar ini dapat mengindikasikan bahwa minimum Matahari akan segera berakhir.

Hal ini menandai akhir dari siklus Matahari saat ini, yang disebut Solar Cycle 24, dan awal Solar Cycle 25.

Baca Juga: Dokter Italia: Virus Corona Baru Kehilangan Potensinya dan Lebih Tidak Mematikan

Untuk mengetahui apakah Matahari minimum benar-benar mendekati, para ilmuwan perlu terus memantau jumlah total bintik Matahari yang muncul di permukaan Matahari.

Tetapi ini akan memakan waktu, seperti yang dijelaskan NASA dalam sebuah posting blog:

"Diperlukan setidaknya enam bulan pengamatan Matahari dan penghitungan bintik Matahari setelah minimal untuk mengetahui kapan itu terjadi"

Ilmuwan NASA Sebut Kemunculan Flare Matahari Jadi Tanda Akhir dari Siklus Saat Ini

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran -rakyat.com dengan judul Ilmuwan NASA Sebut Kemunculan Flare Matahari Jadi Tanda Akhir dari Siklus Saat Ini

Hal ini menandai akhir dari siklus Matahari saat ini, yang disebut Solar Cycle 24, dan awal Solar Cycle 25.

Untuk mengetahui apakah Matahari minimum benar-benar mendekati, para ilmuwan perlu terus memantau jumlah total bintik Matahari yang muncul di permukaan Matahari.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Akan Tindak Tegas Seluruh Jajarannya yang Korupsi Saat Pandemi Virus Corona

Tetapi ini akan memakan waktu, seperti yang dijelaskan NASA dalam sebuah posting blog:

"Diperlukan setidaknya enam bulan pengamatan Matahari dan penghitungan bintik Matahari setelah minimal untuk mengetahui kapan itu terjadi"

Karena jumlah minimum itu ditentukan oleh jumlah bintik Matahari terendah dalam satu siklus, para ilmuwan perlu melihat angka itu secara konsisten naik sebelum mereka dapat menentukan kapan tepatnya mereka berada di bagian bawah.

"Itu berarti solar minimum adalah contoh yang hanya dapat diketahui ketika sudah berakhir, butuh waktu enam hingga 12 bulan untuk mengkonfirmasi kapan minimum sebenarnya telah berlalu." ** (Tim PRMN/ Pikiran-rakyat.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler