Network
Isi dari COVID-19 Community Mobility Reports berbentuk sebuah grafik kunjungan orang-orang ke tempat umum seperti toko, apotek, stasiun kendaraan umum, perkantoran dan tempat tinggal, selama masa social distancing atau physical distancing.
Baca Juga: Subhanallah, Beri Semangat Kala Pandemi COVID-19, Azan Berkumandang di Jerman dan Belanda
Metode pengambilan data untuk grafik berasal dari para pengguna yang yang membagikan perjalanan mereka di google dengan catatan pengaturan lokasi diaktifkan.
Untuk menghipun data tersebut diambil dari beberapa pekan terakhir. Sementara itu, penampilan grafik dihimpun dari waktu 48 jam sampai 72 jam terakhir.
Grafik yang ditampilkan Googel hanya sebatas persentase saja. Sebagai contoh, penurunan kunjungan ke stasiun kendaraan umum sebanyak 50 persen.
Dalam hal ini, menurut DeSalvo dan Fitzpatrick bisa membantu pemerintah dalam memahami situasi di suatu tempat yang banyak dikunjungi. Jika di suatu taman terdapat kerumunan orang banyak, maka pemerintah dapat mengirimkan aparat untuk membubarkan kerumunan tersebut.
Pihak Google memastikan keamanan pengguna, sebab tidak akan bisa teridentifikasi orang yang mebagikan lokasi dimana ia berada juga termasuk kontak dalam gadgetnya.
Baca Juga: Aplikasi Covid Bisa Deteksi Penyebaran Gejala Virus di Inggris
“Untuk laporan ini, kami menggunakan diferensiasi privasi, menambahakan kebisingan buatan ke set data kami, untuk menambah kualitas hasil, tanpa mengidentifikasi individu.”
Untuk saat ini Google COVID-19 Community Mobility Reports sudah membagikan data ke 131 negara dan wilayah, termasuk Indonesia. Perlu ditambah jumlahnya, karena situasi dan kebutuhan data sangat diperlukan untuk mempersempit penyebaran virus corona.***
