Akun Zoom Dijual di Dark Web Capai setengah Juta Akun Pengguna

- 6 Mei 2020, 03:46 WIB
APLIKASI Zoom
APLIKASI Zoom /ANTARA/.*/Antara

MANTRA SUKABUMI  sebagai salah satu upaya dalam mempersempit penyebaran virus Corona adalah dengan kebijakan masyarakat agar tetap berada di rumah.

Segala aktivitas masyarakat baik bekerja, belajar mengajar semuanya saat ini harus dilaksanakan dari rumah tujuannya demi kebaikan bersama yakni memutus mata rantai penyebaran virus Corona.

Baca Juga: 7 Aplikasi Ngabuburit untuk Hilangkan Bosan Saat #DiRUmahAja

Oleh karena itu, ketika semua aktivitas bekerja dan belajar dari rumah memerlukan sebuah aplikasi virtual untuk menunjang kegiatan masyarakt dari rumah.

Banyak sekali aplikasi yang menyajikan fasilitas untuk komunikasi secara virtual, salah satu yang paling banyak digunakan masyarakat adalah aplikasi Zoom.

Akan tetapi terkait keamanan penggunaan Zoom saat ini memang masih menjadi pertanyaan, Zoom bahkan sempat mengakui belum siap atas membludaknya penggunaan aplikasi mereka.

Baca Juga: Benarkah Kemunculan Bintang Tsuraya Suatu Tanda Akan Berakhirnya Wabah, Simak Faktanya

Baru-baru ini dikabarkan ada peretas berbahasa Rusia telah menjual lebih dari setengah juta akun Zoom kepada pakar keamanan siber di dark web.

Menurut Times, seperti dikutip dari Gizchina, tak tanggung-tanggung, data yang diunggah para peretas tersebut antara lain berupa alamat emaillogin username, kata sandi, tautan obrolan, dan pin untuk menggelar konferensi video.

Perusahaan keamanan siber Cyble membeli akun Zoom di dark web dari pengguna Telegram berbahasa Rusia.

Baca Juga: WhatsApp Kembangkan Fitur Baru, Satu Akun Pengguna dalam Dua Perangkat

Sejumlah akun tersebut milik pelanggan Cyble, sehingga perusahaan dapat memverifikasi keasliannya.

Dijelaskan bahwa jumlah pengguna Zoom meningkat selama pandemi virus corona. Hal itu terjadi karena masyarakat di seluruh dunia diminta berada di rumah.

Selain itu, selama pandemi virus corona, ada transisi besar-besaran oleh kantor dan sekolah seiring penerapan bekerja dan belajar di rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona.

Baca Juga: Ilmuwan Merilis Gambar Covid-19 Saat Menginfeksi Usus dan Berkembang Biak

Menurut Zoom, sebagaimana dilaporkan Antara dan dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, pada Desember 2019, sekira 10 juta orang menggunakan Zoom dalam sehari. Sementara pada Maret 2020, angka itu melonjak menjadi 200 juta orang.

Maret 2020 lalu, ditemukan sejumlah masalah di Zoom, termasuk Zoombombing ketika tamu yang tidak diundang bisa masuk dalam rapat.

Hal itu membuat sejumlah perusahaan dan pemerintah di sejumlah negara berhenti menggunakan Zoom

Baca Juga: Tips Amankan Akun Tokopedia Agar Tak Diretas, Berikut Caranya

Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman PikiranRakyat.Depok.com dengan judul Setengah Juta Akun Zoom Dijual di Dark Web, dari Alamat Email hingga Kata Sandi."

Selain itu, awal April 2020, The Washington Post melaporkan kebocoran ribuan rekaman video call Zoom.

Menanggapi hal ini, CEO Zoom Eric Yuan mengatakan bahwa layanan Zoom tidak siap peningkatan tajam jumlah pengguna.

"Kami mengakui bahwa kami belum memenuhi harapan masyarakat—dan kami sendiri—mengenai privasi dan keamanan," kata dia.

Baca Juga: Tampilkan Dua Akun WhatsApp Web di Desktop Sekaligus, Simak Caranya

Di antara data yang bocor tersebut, ada percakapan pribadi pengguna dan percakapan rapat.

Menurut laporan sebelumnya, jaringan peretas, yang disponsori kelompok Necurs dan kemungkinan beroperasi di Rusia, telah dihancurkan oleh Microsoft.

Divisi keamanan siber Microsoft bekerja melawan jaringan bot yang diam-diam mengirim spam ke komputer beberapa pengguna.

Baca Juga: Viral Ratusan Domba Berbondong-bondong di Jalanan Turki Saat Masyarakat Lockdown

Komputer pengguna juga terinfeksi ransomware, yang menuntut tebusan untuk membuka kunci. Semua kejahatan tersebut diduga dilakukan kelompok peretas Necrus.

Sementara itu, baru-baru ini, Zoom telah meningkatkan keamanan di platformnya dan menambahkan sejumlah lapisan perlindungan yang diharap dapat mengatasi masalah sebelumnya dan menjauhkan pengguna dari masalah keamanan. (Puji Faujiah)**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah