Ilmuan: Batuan dari Mars bisa Jadi Ancaman Manusia dari Virus Alien Jika Dibawa Pulang

- 10 Mei 2020, 01:45 WIB
PLANET Mars
PLANET Mars /.*/Dok NASA/

MANTRA SUKABUMI – Badan Antariksa NASA dan SpaceX kini sedang merancang sebuah rencana tentang pengiriman manusia untuk melaksanakan sebuah misi ke planet Mars.

NASA maupun SpaceX berencana untuk mendaratkan astronot di planet merah tersebut dalam waktu dekat ini.

Misi luar angkasa Mars 2020 dari program Eksplorasi Mars milik NASA (Perseverance Rover) yang membawa sebuah wahana penjelajah ruang angkasa.

Perjalanan misi luar angkasa ini direncakan akan mendarat di Mars pada 17 Juli 2020 mendatang.

Baca Juga: Asteroid Dekati Bumi, NASA akan Tabrakan Pesawat Ruang Angkasanya

Namun, kini ilmuwan memperingatkan virus alien bisa menumpang pada astronot maupun di pesawat ruang angkasa. Ilmuwan mengatakan diperlukannya sebuah protokol untuk menjaga agar polutan luar angkasa tidak terbawa ke Bumi.

Seorang profesor aeronautika dan astronotika bernama Stanford Scott Hubbard mengatakan, dalam sebuah wawancara bahwa solusi itu diperlukan sebagai perlindungan planet Bumi dan manusia.

Dia menyebut, adanya sistem mekanise yang harus menjalani kombinasi pembersihan kimia dan sterilisasi panas. Untuk tabung yang berisi sampel dari Mars perlu diperlakukan sterilisasi seolah-olah sampel itu adalah virus Ebola.

Hubbard juga menyarankan bahwa para astronot harus dikarantina saat mereka mendarat di Bumi, seperti yang dilakukan manusia pertama yang mengunjungi bulan pada misi Apollo dari NASA.Baca Juga: Asteroid 1998 OR2 Diprediksi Akan Hantam Bumi Kini Terjawab, Simak Penjelasannya

"Menurut pendapat saya, dan komunitas sains, kemungkinan batuan dari Mars yang berusia jutaan tahun akan mengandung bentuk kehidupan aktif yang dapat menginfeksi Bumi," kata Hubbard, seperti dikutip Tim Mantra Sukabumi dari Pikiran-Rakyat.com berdasarkan laporan Daily Mail.

"Tapi, sampel (dari Mars) yang dibawa (NASA) akan dikarantina dan diperlakukan seolah-olah mereka adalah virus Ebola sampai terbukti aman," tambahnya.

Jim Bridenstine selaku Administrator NASA mengumumkan tahun 2019 lalu bahwa badan antariksa Amerika Serikat itu bertujuan untuk menempatkan manusia di Mars sekitar tahun 2030-an hingga awal 2035.

Baca Juga: Asteroid Mendekati Bumi Hubungannya dengan Suara Dahsyat di Bulan Ramadan, Ini Dalilnya

ILUSTRASI robot penjelajah planet Mars milik NASA yang rencananya akan mengambil sampel batuan pada Juli 2020
ILUSTRASI robot penjelajah planet Mars milik NASA yang rencananya akan mengambil sampel batuan pada Juli 2020 ,*/DOK NASA

Artikel ini telah terbit sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Ilmuwan Beri Peringatan, Virus Alien akan Ancam Manusia jika Nekat Bawa Pulang Batu dari Mars."

Baca Juga: Panggilan Video Zoom Tak Batasi 40 menit selama Akhir Pekan

Pada pertengahan 1970-an, NASA menjalankan misi ke planet Mars pada program Viking I dan II. Misi ini menggunakan roket berbiaya besar dan dapat disterilkan dengan menggunakan panas yang tinggi ketika tiba di Bumi.

Namun, kini roket dapat dikembangkan dengan biaya rendah milik swasta seperti SpaceX, pesawat ruang angkasa ini akan menggunakan biaya mereka sendiri.

Hubbard mencatat bahwa sterilisasi panas saja tidak cukup untuk mendekontaminasi, tetapi menggabungkan proses dengan pembersihan kimia kemungkinan lebih efektif.

Menurut Hubbard, penjelajah Mars dari NASA itu harus dipanaskan ketika tiba kembali ke Bumi, karena para staf pekerja bisa terpapar kemungkinan virus alien.

Baca Juga: Asteroid 1998 OR2 Diprediksi Akan Hantam Bumi Kini Terjawab, Simak Penjelasannya

"Untuk mencegah kontaminasi, ada upaya besar untuk memutus rantai kontak antara pesawat ruang angkasa yang kembali ke Bumi dan sampel batuan Mars," kata Hubbard.

Hubbard mengakui bahwa faktanya manusia tidak dapat dibersihkan seperti robot berdasarkan protokol sebelumnya.

"Adapun manusia, para astronot Apollo dari misi Bulan pertama-tama dikarantina untuk memastikan mereka tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit," kata dia.

Para ahli tak hanya khawatir tentang kontaminasi di Bumi, mereka juga takut manusia bisa menyebarkan kumannya sendiri di Mars.

Baca Juga: Amerika Serikat 'Gertak' Tiongkok di Laut China Selatan dengan Kirimkan Kapal Tempur Angkatan Laut

Tim peneliti dari Nova Southeastern University di Florida, AS, bersama dengan rekannya W. Raquel Peixoto dan Alexandre Rosado dari Federal University of Rio de Janeiro, Brazil, menyarankan mikroba manusia akan memulai proses terraforming pada planet Mars dan menciptakan lingkungan yang dapat mempertahankan kehidupan.

Tim ingin mengembangkan proses yang melibatkan penyaringan mikroba yang menjanjikan dan membuang yang materi berbahaya sebelum melepaskannya di planet Mars.

Namun, badan antariksa telah menerapkan protokol khusus untuk mencegah kontaminasi planet lain dan para ahli mencatat bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebelum mulai mencemari planet lain. (Julkifli Sinuhaji) **

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah