MANTRA SUKABUMI – Pandemi COVID 19 masih belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir.
Pasalnya, jumlah korban terinfeksi dan meninggal dunia terus mengalami peningkatan.
Hal bisa dipahami karena sampai hari ini belum ditemukan vaksin terbaik yang bisa mengatasi penyebaran virus mematikan itu.
Sekalipun para ilmuwan di berbagai negara telah melakukan berbagai ikhtiar untuk menemukan solusinya. namun faktanya, masih dalam skala uji coba, dan belum dibakukan vaksinnya.
Dalam hal ini Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia memerlukan vaksin khusus yang berbeda dengan vaksin yang dikembangkan di negara lain, mengingat tiga jenis atau strain virus Covid-19 yang menyebar di dalam negeri belum terkategorisasi oleh database terkait influenza dan coronavirus di dunia, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Baca Juga: Gerhana Bulan Penumbra akan Terjadi Sabtu Dini Hari, Catat Waktunya!
“Ada bank data influenza di dunia, GISAID namanya. Mereka mengumpulkan semua virus flu, dalam hal ini virus Covid-19 yang sudah dilakukan namanya whole genome sequencing . Istilahnya virusnya sudah bisa dibaca karakternya dan mereka kemudian lakukan klasifikasi. Pertama mereka hanya ada tiga klasifikasinya, klasifikasi S, G, dan V. Kemudian (jenis virus) yang lain masih dianggap others (belum dikenali) dan ternyata tiga yang Indonesia kirim dari Eijkman, ketiganya masuk others, tidak masuk yang S, G, maupun V,” ungkap Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara pada Danareksa Distinguished Speaker Series bertopik Upaya Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi, dan New Normal di Indonesia yang diadakan oleh PT Danareksa melalui aplikasi telekonferensi pada Rabu (3/6) sore.
Menristek/Kepala BRIN menjelaskan saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memimpin riset di sektor vaksin untuk transmisi lokal dalam Konsorsium Riset dan Inovasi tentang Covid-19 yang didanai oleh Kemenristek/BRIN.
Baca Juga: Misteri Kematian George Floyd, Hasil Autopsi Temukan Bukti Positif Virus Corona Sejak April