Waspada! Kenali 7 Ciri Penipuan Online, Jangan Asal Unggah Foto Selfi dan KTP

- 7 November 2020, 15:40 WIB
ILUSTRASI penipuan online.*
ILUSTRASI penipuan online.* /MOHAMED HASSAN/PIXABAY //MOHAMED HASSAN/PIXABAY

MANTRA SUKABUMI - Sekarang ini sudah terjadi dimana-mana, kasus penipuan online dengan persyaratan unggah foto selfi dan KTP.

Di zaman sekarang, anda harus lebih pintar memilih situs pinjaman online yang resmi dan tidak abal-abal, begitupun juga anda jangan asal unggah data pribadi seperti foto selfi dan KTP.

Karena jika anda salah memilih, anda akan tertipu serta data pribadi anda akan diketahui orang lain.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: 7 Khasiat Daun bawang Salah Satunya sebagai Anti Sel Kanker

Di era digital saat ini, semuanya mudah diakses, masyarakat tak perlu lagi repot datang langsung ke kantor fintech misalnya untuk mengajukan pinjaman.

Semua itu bisa dilakukan dirumah secara online dari laptop maupun smartphone anda.

Sebagaimana dilansir mantrasukabumi.com dari laman cermati.com pada Sabtu, 7 November 2020.

Walaupun sangat mudah dilakakukan untuk pengajuan pinjaman secara online, anda harus tetap waspada.

Foto selfie dengan KTP anda bisa jadi incaran penjahat, karena pelaku menggunakan teknik phishing.

Phishing adalah modus kejahatan untuk melakukan penipuan dengan mengelabui korban.

Tujuannya mencuri data penting, seperti identitas diri, password, kode PIN, kode OTP (one time password) pada akun-akun keuangan, seperti mobile banking, internet banking, paylater, dompet digital, hingga kartu kredit.

Jika pelaku sudah mendapatkan data penting anda, akun anda dijebol, duit anda dalam rekening akan dikuras sampai ludes.

Umumnya aksi kejatan ini dilancarkan melalui email maupun media sosial lain, seperti mengirimi link palsu, membuat website bodong, dan sebagainya.

Untuk mencegah kerjadian tersebut, berikut kenali ciri-ciri penipuan online bermodus foto selfie dan KTP, yaitu:

1.Kesalahan ketik

Dalam email, maupun formulir data palsu yang dibuat penipu, biasanya tidak dibuat dengan bahasa baku atau kalimat yang benar.

Sering terjadinya kesalahan tata bahasa dan kesalahan dalam pengetikkan.

Baca Juga: Bukan Suntik Putih, Coba Rajin Konsumsi 4 Makanan Ini Bisa Buat Kulit Jadi Putih Natural Lho!

2. Alamat pengirim mencurigakan

Setiap hendak mengirim email, harap perhatikan alamat pengirim terlebih dahulu.

Jika email tersebut datang dari pihak bank resmi, biasanya akan menggunakan email kantor, bukan pribadi.

3. Nama domain tidak cocok

Meski alamat pengirim terlihat sah, situs yang menampilkan formulir palsu kemungkinan besar berlokasi di domain tidak terkait atau mencurigakan.

4. Tenggat waktu yang terlalu ketat

Pelaku phishing seringkali menuliskan email yang berisi batas waktu yang cepat sebuah link palsu untuk diakses.

Artinya setelah lewat dari batas waktu, link tersebut akan kadaluwarsa dalam waktu 24 jam.

Seperti mendesak calon korban untuk segera mengakses, memasukkan data diri, dan unggah foto selfie.

Jika tidak, misalnya keamanan akun anda bakal bermasalah atau alasan lainnya yang padahal semua itu tidak akan terjadi.

Sebetulnya yang harus anda ketahui, perusahaan yang baik, tidak mungkin memburu nasabah atau penggunanya dalam waktu yang cepat.

5. Meminta informasi yang sudah kamu berikan

Berpikirlah seribu kali jika anda sudah memberikan informasi yang diminta pada saat registrasi seperti alamat email dan nomor telepon, lalu mereka meminta lagi informasi yang sama kepada anda.

Baca Juga: Peneliti ISEAS Sebut Negara-negara Asia Kurang Antusias terhadap Biden Dibanding Trump

6. Tidak punya pilihan lain

Biasanya di formulir phishing yang dibuat penipu, anda tidak punya pilihan lain selain mengunggah foto selfie dengan KTP.

7. Tidak ada informasi terkait di situs resmi

Jika anda harus mengonfirmasi atau verifikasi identitas anda, itu bukan sebuah keharusan.

Informasi tentang konfirmasi identitas anda, sudah pasti tersedia di situs resmi perusahaan.

Sementara jika itu penipuan, pastinya informasi tersebut tidak akan tertera alias bohong.

Maka anda harus waspada, jika mendapatkan email mencurigakan, jangan langsung klik link palsu tersebut.

Cek lagi situs tersebut dengan mengunjungi website resminya.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah